PR CIREBON - Di tengah pandemi ini, di saat ekonomi menurun hingga menyebabkan banyak orang kehilangan pekerjaan. Tak sedikit yang menyerah tetapi banyak juga yang tetap berjuang, termasuk di sektor penerbangan.
Hampir semua negara di dunia menjalani lockdown, menutup akses masuk ke negaranya. Hal itu berdampak ke penerbangan, terutama maskapainya.
Namun, beberapa maskapai memutar otak untuk terus survive selama pandemi, seperti beberapa maskapai ini, yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari berbagai sumber.
Hampir semua negara di dunia menjalani lockdown, menutup akses masuk ke negaranya. Hal itu berdampak ke penerbangan, terutama maskapainya.
Namun, beberapa maskapai memutar otak untuk terus survive selama pandemi, seperti beberapa maskapai ini, yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari berbagai sumber.
1. Qantas
Maskapai Qantas yang merupakan maskapai dari Australia menawarkan perjalanan udara tanpa tujuan selama 7 jam. Pesawat akan berputar-putar tanpa tujuan melewati Gold Coast, New South Wales, dan pedalaman terpencil Australia, sembari menikmati hiburan yang ditawarkan di dalam pesawat. Tiket pesawat ini habis terjual hanya dalam 10 menit.
Selain Qantas, ada maskapai lain yang memakai strategi yang sama seperti All Nippon Airways (ANA) yang mengambil tema Hawaii, serta Royal Brunei Airlines.
Selain Qantas, ada maskapai lain yang memakai strategi yang sama seperti All Nippon Airways (ANA) yang mengambil tema Hawaii, serta Royal Brunei Airlines.
Baca Juga: DPR Sahkan Omnibus Law, Berikut Daftar Pasal UU Cipta Kerja Undang Polemik Serikat Buruh
2. Singapore Airlines
2. Singapore Airlines
Singapore Airlines akan mencoba tiga aktivitas penerbangan yang tidak benar-benar terbang.
Pada tanggal 24 dan 25 Oktober, maskapai ini akan mengizinkan pelanggan makan di dalam restoran superjumbo bertingkat A380. Pelanggan dapat menyantap hidangan Singapore Airline sambil menonton film di sistem hiburan di dalam pesawat.
3. Thai Airways
3. Thai Airways
Thai Airways telah membuka restoran pop-up di kantor pusatnya di Bangkok, sehingga pelanggan dapat melewatkan waktu makannya di dalam pesawat. Pandemi virus corona telah menghancurkan perjalanan udara komersial, dan armada Thai Airways telah dihentikan selama berbulan-bulan.
Maskapai ini pada akhirnya mengubah kantin di kantornya menjadi restoran bertema pesawat yang hanya menyajikan makanan yang ada dalam penerbangan Thai Airways.
Maskapai ini pada akhirnya mengubah kantin di kantornya menjadi restoran bertema pesawat yang hanya menyajikan makanan yang ada dalam penerbangan Thai Airways.
Baca Juga: Tegas Tolak UU Cipta Kerja Omnibus Law, KSPI: 2 Juta Buruh Siap Demo Tuntut Delapan Permintaan
4. Eva Air
Maskapai yang juga menawarkan perjalanan tanpa tujuan ini lebih kreatif dalam menawarkan penerbangannya. Eva Air mendesain pesawatnya dengan tema Hello Kitty. Menggunakan tema ini, Eva Air menyajikan penerbangan yang hangat dan bersahabat.
Ada juga tema Gudetama, yang mengajak para penumpangnya untuk melepaskan penat dari kehidupan yang membosankan dan melakukan perjalanan sesuka hati, penerbangan ini mengusung filosofi Gudetama tentang kemalasan.
Selain itu, Eva Air juga menjual bermacam-macam merchandise dari masing-masing karakter tersebut.
Baca Juga: Polri Siap Antisipasi Demo Massa Omnibus Law Cipta Kerja, Berikut Rekayasa Lalu Lintas Area Senayan
5. AirAsia
5. AirAsia
Sebagai bagian dari grup ekspansi bisnis digital milik AirAsia Group, Ikhlas, sebuah platform bisnis untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup muslim, meluncurkan layanan terbarunya, Aqiqah.
Program aqiqah yang merupakan penyembelihan kambing atau domba sebagai pernyataan syukur orang tua atas anaknya ini akan mencakup lebih dari 35 negara seperti Thailand, Kamboja, Vietnam, Laos, Myanmar, India, Palestine, dll.
AirAsia menawarkan harga mulai dari RM580 atau RP2 juta untuk satu ekor kambing, pelanggan juga bisa memilih akikah Mekkah, yang dilakukan di Tanah suci Mekkah, dengan harga mulai RM499 atau RP1,7 juta untuk satu ekor kambing.
"Daging sembelihan tersebut akan dibagikan kepada komunitas yang memerlukan di negara-negara tersebut," kata Ikhlas Kamarudin, Direktur Ikhlas.***
"Daging sembelihan tersebut akan dibagikan kepada komunitas yang memerlukan di negara-negara tersebut," kata Ikhlas Kamarudin, Direktur Ikhlas.***