Diskriminasi Asia-Amerika Merebak Gegara Covid-19, Oposisi Trump Setujui Undang-Undang Anti-Rasisme

- 18 September 2020, 18:31 WIB
Nancy Pelosi.*
Nancy Pelosi.* /TWITTER/

PR CIREBON – Dewan Amerika Serikat (AS) pada Kamis, 17 September 2020 waktu setempat setuju untuk membuat undang-undang melarang rasisme terhadap orang Asia-Amerika yang terkait dengan wabah virus Corona, menyetujui resolusi Demokrat dengan suara mayoritas partai.

Partai Republik menyebut undang-undang itu sebagai upaya untuk mengkritik Presiden Donald Trump.

Resolusi tersebut berlaku kepada semua pejabat publik untuk mengutuk sentimen anti-Asia dan untuk menyelidiki kejahatan rasial setelah meningkatnya agresi dan kekerasan dari mereka yang menyalahkan orang-orang keturunan Asia atas pandemi tersebut.

Baca Juga: Mampu Deteksi Virus dalam 15 Menit, Sebuah Perusahaan Ciptakan Alat Tes Covid-19 untuk di Rumah

Tindakan itu tidak menyebutkan nama Trump tetapi mencatat istilah-istilah yang digunakan olehnya dan anggota Partai Republik lainnya termasuk ‘Virus Tiongkok’, ‘Virus Wuhan’, dan 'Kung flu'. Partai tersebut mengatakan bahwa istilah-istilah itu telah melanggengkan stigma anti-Asia.

“Pada saat yang sama ketika pandemi virus Corona merebak, begitu pula epidemi kebencian dan diskriminasi yang mengganggu ' terhadap orang Asia-Amerika dan imigran Asia, termasuk serangan fisik dan verbal serta bisnis yang dirusak,” kata Juru Bicara Dewan, Nancy Pelosi, dikutip Pikiranrakyat-Cirebon.com dari Korea Times.

Dia menyalahkan Trump karena mencoba mengalihkan perhatian dari campur tangan Rusia dalam pemilu untuk menjelekkan Tiongkok.

Baca Juga: Mutilasi di Kalibata City Bikin Geger, Berawal dari Aplikasi Kencan hingga Nekat Ingin Kuasai Harta

Sementara itu, Partai Republik mengatakan Trump mengalihkan kemarahannya kepada pemerintah Tiongkok dan bukan orang Asia-Amerika.

Trump pada bulan Maret bersikeras bahwa orang Asia-Amerika adalah orang-orang luar biasa  dan tidak bersalah dalam menyebarkan virus.

Kelompok anti-diskriminasi telah melaporkan ratusan tindakan terhadap orang Asia-Amerika, terutama pada hari-hari pandemi dimulai.

Baca Juga: 270 Juta Orang Dunia di Ambang Kelaparan, PBB Desak Miliarder Ulurkan Tangan Bantu Selamatkan Nyawa

Bahkan sebelum kota-kota mulai menutup semua restoran untuk menghentikan penyebaran virus, pemilik restoran Tiongkok mengalami penurunan tajam dalam bisnis karena stigma rasial.

Ditanya pada bulan Maret mengapa dia menyebut virus Corona sebagai ‘virus Tiongkok’, kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih bahwa dia tidak menganggapnya sebagai pernyataan rasis.

''Itu sama sekali tidak rasis. Itu akurat,” kata Trump.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: Korea Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x