Xi Jinping berterima kasih kepada Trump tetapi mengabaikan permintaan itu. Dia berkata bahwa dia secara pribadi mengawasi upaya negara untuk memerangi virus dan menyarankan AS untuk mengambil bagian dalam misi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ke Tiongkok.
Trump mengatakan bantuan dari AS akan tiba jika Xi Jinping memintanya.
Baca Juga: Mengejutkan, Said Didu Sebut Indonesia Miliki Utang hingga 5 Kali Pendapatan Negara
Xi Jinping menuturkan kepada presiden AS bahwa Tiongkok bersikap terbuka dan transparan dan bahwa tindakannya tidak hanya melindungi Tiongkok tetapi juga dunia.
"Saya meminta Amerika Serikat dan pejabat Anda untuk tidak mengambil tindakan berlebihan yang akan membuat kepanikan lebih lanjut," kata Xi Jinping, mengkritik pembatasan perjalanan AS.
Dalam minggu-minggu setelah panggilan tersebut, Beijing dan Washington melanjutkan untuk bertukar pendapat tentang asal-usul dan penanganan virus.
Baca Juga: Normalisasi Israel dengan Bahrain dan UEA, Donald Trump: Ini Menandai Era Baru Perdamaian
Zhao Lijian, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok yang dikenal dengan gaya diplomasi yang agresif, mengisyaratkan bahwa virus tersebut telah dibawa ke Tiongkok oleh militer AS.
Dalam percakapan telepon presiden kedua pada 27 Maret, Trump mengatakan komentar Zhao adalah konyol sementara Xi Jinping mengatakan pejabat AS harus menahan diri untuk tidak menggunakan komentar rasis anti-Tiongkok yang berawal dari Trump.
Menurut buku tersebut, Xi Jinping memberi tahu Trump bahwa penguncian, karantina, dan jarak sosial efektif dalam menahan virus. Sedangkan pengujian awal, karantina dini, dan perawatan dini sangat membantu.