Asap Melambung Tinggi Bak Bola Api, Ledakan Dahsyat Guncang Beirut hingga Puluhan Orang Tewas

- 5 Agustus 2020, 06:38 WIB
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. (STR / AFP)
Petugas pemadam kebakaran memadamkan api di lokasi ledakan di pelabuhan ibukota Lebanon, Beirut, pada 4 Agustus 2020. (STR / AFP) /

PR CIREBON - Sebuah ledakan dahsyat di gudang-gudang pelabuhan dekat Beirut tengah menewaskan lebih dari 50 orang dan melukai 2.750 orang lainnya, pada Selasa, 4 Agustus 2020.

Ledakan tersebut telah mengirimkan sebuah gelombang kejut yang menghancurkan jendela, batu dan mengguncang tanah di ibukota Lebanon bak gempa bumi.

Para pejabat mengatakan mereka memperkirakan jumlah korban tewas akan meningkat lebih lanjut setelah ledakan hari Selasa ketika para tim SARS menggali puing-puing untuk menyelamatkan korban luka dan mengevakuasi korban tewas.

Baca Juga: Virus Corona di Amerika Serikat Hampir 5 Juta Kasus, Trump: Mereka Sekarat, Tapi ini Terkendali

Ledakan yang terjadi merupakan yang paling dahsyat dalam beberapa tahun yang melanda Beirut, yang baru saja pulih dari krisis ekonomi dan lonjakan infeksi virus corona.

Menteri Dalam Negeri Lebanon mengatakan informasi awal mengindikasikan, bahan yang sangat eksplosif, yang disita bertahun-tahun lalu, yang telah disimpan di pelabuhan telah meledak.

Israel, yang telah berperang beberapa kali dengan Lebanon, membantah peran apa pun dalam kejadian ini dan justru menawarkan bantuan.

Baca Juga: Ketahuan Dukung Anak Presiden Jokowi, Kader PKS Solo Dicopot Jabatan hingga Gibran Tanggapi Dingin

"Apa yang kami saksikan adalah bencana besar. Ada korban di mana-mana," kata kepala Palang Merah Lebanon George Kettani kepada penyiar Mayadeen, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.

Beberapa jam setelah ledakan yang melanda tak lama setelah pukul 6 sore waktu setempat (15.00 GMT), api masih berkobar di distrik pelabuhan, memancarkan cahaya oranye di langit malam saat helikopter melayang dan sirene ambulan terdengar di seluruh ibukota.

Satu sumber keamanan mengatakan para korban dibawa untuk dirawat di luar kota karena rumah sakit-rumah sakit di Beirut penuh dengan korban luka.

Baca Juga: Laut China Selatan Berpeluang Perang Terbuka, MPR: Indonesia Harus Siagakan Kekuatan Militer

Ambulans dari utara dan selatan negara itu dan lembah Bekaa di timur dikerahkan untuk membantu.

Ledakan itu begitu besar sehingga beberapa warga di kota itu mengira gempa telah melanda. Warga yang bingung, menangis, dan terluka berjalan di jalan mencari kerabat.

"Saya berjanji kepada Anda bahwa bencana ini tidak akan berlalu tanpa pertanggungjawaban.

"Mereka yang bertanggung jawab akan membayar harganya," jelas Perdana Menteri Hassan Diab di televisi, seraya menambahkan bahwa perincian tentang "gudang berbahaya" akan dipublikasikan.

Baca Juga: Ikut Ditetapkan Jadi Tersangka usai Bela Djoko Tjandra, Anita Kolopaking Minta Perlindungan LPSK

Menteri dalam negeri mengatakan kepada Al Jadeed TV bahwa amonium nitrat telah disimpan di pelabuhan sejak 2014.

Kedutaan AS di Beirut memperingatkan warga di kota itu tentang laporan gas beracun yang dikeluarkan oleh ledakan itu, mendesak orang untuk tetap tinggal di dalam rumah dan mengenakan masker jika ada.

Rekaman ledakan yang diunggah di media sosial menunjukkan asap tebal dan tinggi nampak dari pelabuhan diikuti oleh ledakan besar, mengirimkan awan putih dan bola api ke langit.

Baca Juga: Presiden Jokowi Punya Cucu ke-4, Adik dari Sedah Mirah Lahir dengan Operasi Caesar

Mereka yang merekam kejadian dari bangunan tinggi 2 km (satu mil) dari pelabuhan terlempar ke belakang oleh goncangan.

Belum jelas apa yang menyebabkan kebakaran pada hari Selasa yang memicu ledakan itu.

Menteri Kesehatan Libanon mengatakan lebih dari 50 orang dilaporkan tewas dan lebih dari 2.750 orang terluka. Palang Merah Lebanon mengatakan ratusan orang telah dibawa ke rumah sakit.

Baca Juga: MAKI Menduga Harun Masiku Sudah Mati, KPK Justru Sebut Sudah Kantongi Jejaknya Masih di Indonesia

Gubernur pelabuhan Beirut mengatakan kepada Sky News bahwa satu tim pemadam kebakaran, yang berjuang melawan kobaran api di awal terjadinya ledakan, telah 'menghilang' setelah ledakan.

Presiden Michel Aoun menyerukan pertemuan kabinet darurat pada hari Rabu dan mengatakan keadaan darurat dua minggu harus diumumkan.

Dia mengatakan "tidak dapat diterima" bahwa 2.750 ton amonium nitrat disimpan selama enam tahun tanpa langkah-langkah keamanan.

Perdana menteri meminta hari berkabung.***

Editor: Nur Annisa

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x