Tali Pusar Masih Tersambung, Bayi Diselamatkan dari Ibu yang Meninggal di Bawah Reruntuhan Bangunan

- 8 Februari 2023, 14:08 WIB
Bayi baru lahir hari ini di bawah reruntuhan setelah rumah keluarga runtuh.
Bayi baru lahir hari ini di bawah reruntuhan setelah rumah keluarga runtuh. /Ganbar: Twitter/


SABACIREBON - Di tengah kejadian bencana nyaris selalu ada sebuah "keajaiban" yang semula tidak diduga, sebagaimana yang ditunjukkan gempa Suriah.

Di negara konflik itu bayi lahir di reruntuhan gempa bumi dan dianggap membawa anugerah kehidupan di tengah kematian dan kehancuran.

Bayi perempuan itu lahir di bawah puing-puing di antara jumlah korban tewas yang melebihi 7.200.

Upaya penyelamatan dilakukan oleh relawan internasional yang sedang mencoba menyelamatkan ratusan orang yang masih terkubur.

Baca Juga: Inilah Peringkat BWF Leo Daniel dkk Usai Indonesia dan Thailand Master 2023

Hanya saja malapetaka tidak bisa dihindarkan, ibu bayi dan keluarganya meninggal dunia.

Dilaporkan, tim penyelamat mengangkat bayi perempuan itu dari bawah blok apartemen lima lantai yang runtuh di Jindires, Suriah, 10 jam setelah gempa melanda.

Bayi saat diangkat masih melekat pada ibu Afraa Abu Hadiya dengan tali pusar masih tersambung.

Baca Juga: Dua Tahun Berkencan, Akhirnya Lee Seung-gi Mengikat Lee Da-in. Ini Tanggal Nikahnya

Tim penyelamat segera memisahkannya dan bayi perempuan secepatnya dilarikan ke rumah sakit dan tampak pulih setelah mendapat penanganan tim dokter.

Dokter mengatakan dia (bayi perempuan) mengalami memar tetapi stabil.

Berpacu dengan waktu

Sementara itu relawan berpacu dengan waktu karena para ahli khawatir jumlah korban tewas bisa mencapai 20.000 dengan suhu yang turun dan bahaya beberapa gempa susulan.

Menurut laporan, tiga orang Inggris hilang dan dikhawatirkan tewas dalam gempa Magnitudo 7,8 hari Senin, yang melanda sekitar 200 mil dari Timur Tengah.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bandung Raya Jawa Barat Hari Ini Rabu 8 Februari 2023

Di Kahramanmaras, Turki, ayah Mesut Hancer yang berduka terlihat berpegangan pada tangan putrinya yang berusia 15 tahun, Irmak, saat dia terbujur mati di reruntuhan.

Di dekatnya, Ayse Kubra Gunes yang berusia lima tahun ditarik dari reruntuhan gedung enam lantai tempatnya tinggal.

Saat dia terbaring terperangkap, ayahnya berbicara kepadanya dan dia dengan berani menjawab: “Saya baik-baik saja di sini. Aku baik-baik saja, Ayah.”

Ayse akhirnya diselamatkan setelah tujuh jam. Seorang bayi berusia 15 bulan juga ditarik dari puing-puing di kota.

Menteri Luar Negeri James Cleverley mengatakan, 35 warga negara Inggris lainnya telah terkena dampak gempa dan harapan hidup kemungkinan "kecil".

Sebuah tim yang terdiri dari 77 pakar pencarian dan penyelamatan dari Inggris telah bergabung dalam upaya internasional tersebut.

PM Inggris Rishi Sunak “menjanjikan dukungan penuh Inggris” kepada Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dalam pembicaraan via telepon.

Raja Inggris Charles mengatakan: “Saya dan istri saya sangat terkejut dan sangat sedih mendengar berita tentang gempa bumi yang dahsyat itu. Saya hanya bisa mulai membayangkan skala penderitaan dan kehilangan sebagai akibat dari tragedi yang mengerikan ini."

“Saya ingin menyampaikan simpati terdalam kami kepada keluarga semua orang yang kehilangan orang yang mereka cintai."

“Pikiran dan doa kami bersama semua orang yang terkena dampak bencana alam yang mengerikan ini.”

Spesialis dari seluruh Eropa, Albania, Montenegro, Yordania, dan China juga telah menawarkan layanan mereka untuk meningkatkan 24.400 tim pencarian dan penyelamatan yang telah dikerahkan oleh Turki.

Bahkan Ukraina yang dilanda perang menjanjikan tim beranggotakan 87 orang untuk membantu.

Qatar menawarkan 10.000 tempat penampungan kontainer bagi orang-orang yang kehilangan tempat tinggal.

Sekitar 380.000 orang yang selamat berlindung di asrama pemerintah atau hotel di Turki.

Sejauh ini, 3.294 tim SAR dari 14 negara telah tiba untuk membantu wilayah yang hancur itu.

Mereka dipindahkan ke provinsi yang paling terpukul di Hatay, Kahramanmaras, dan Adiyaman di seluruh Turki.

Tetapi pejabat badan penanggulangan bencana Orhan Tatar mengatakan: “Kondisi cuaca buruk terus berlanjut di wilayah tersebut. Oleh karena itu, dari waktu ke waktu mungkin sulit untuk mengangkut tim-tim ini ke wilayah tersebut.”

Sepuluh kapal membantu upaya penyelamatan, dengan mengangkut yang terluka ke rumah sakit, terutama dari pelabuhan Iskenderun di Mediterania.

Kepala Bulan Sabit Merah Arab Suriah Khaled Hboubati mendesak AS dan Uni Eropa untuk mencabut sanksi lama yang dikenakan pada negara yang dilanda perang itu.

Dia berkata: "Ini adalah hal yang paling penting bagi kami."***

Editor: Asep S. Bakrie

Sumber: Mirror.co.uk


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x