Ia menyebutkan bahwa itu adalah suatu kejanggalan yang harus diteliti lebih lanjut dan menyebut virus ini seperti Flu Spanyol dulu saat mulai merebak.
"Pada tahun 1918 sekitar 30 persen dari populasi Samoa Barat meninggal karena Flu Spanyol, dan mereka tidak memiliki komunikasi dengan dunia luar," tambahnya.
Penjelasan itu membuatnya yakin bahwa virus ini tidak datang atau pergi ke mana pun. Virus selalu ada dan sesuatu mungkin menyulutnya, seperti kepadatan manusia atau kondisi lingkungan.
Baca Juga: Berniat Mengenang Video Lama Putrinya, Ayah Ini Mendapati Sosok Misterius Ikut Terekam
Laporan itu menambahkan bahwa ahli virologi Spanyol mengklaim mereka telah menemukan jejak penyakit dalam sampel air limbah yang dikumpulkan pada Maret 2019.
Para ahli Italia menemukan bukti dalam sampel limbah pada bulan Desember, sementara para ahli percaya mereka menemukan jejak di Brasil pada bulan November.
Dr Jefferson menyerukan penyelidikan terhadap virus dalam pembuangan kotoran dan penularan feses, dan mengklaim lingkungan yang sudah matang mengaktifkan penyakit, ermasuk virus Corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19.***