Bagan menyambut hampir setengah juta pengunjung pada tahun 2019, sementara tahun ini angkanya mencapai 130.000 hingga festival Tahun Baru negara itu pada bulan April dan banyak daerah telah ditutup untuk wisatawan sejak saat itu.
Hotel dan restoran terbaring tertutup sementara para penjaja dan supir tuktuk tidak cukup beruntung untuk mendapatkan pekerjaan konstruksi atau pertanian yang langka menunggu dengan sia-sia bagi para pelanggan di antara jalur-jalur sepi yang menghubungkan kuil-kuil.
Baca Juga: Babak Baru Kasus Denny Siregar, Data Pribadi Bocor hingga Ancam Gugat Telkomsel
Penjual suvenir Wyne Yee (46) mengatakan uang yang ia hasilkan pada bulan April saja biasanya menyimpan makanan di meja keluarganya selama enam bulan berikutnya.
"Tapi tahun ini kita tidak punya uang lagi," katanya sedih.
Dia mengatakan dia sedih dengan penodaan kuil tetapi - seperti orang lain di daerah itu - yakin kutukan akan melihat para penjahat menerima pembalasan mereka.
"Kuil-kuil Bagan tidak akan membiarkannya. Para perampok akan ditangani," ujarnya.***