Tenggelam dalam Lautan Australia, Arkeolog Temukan 2 Situs Kuno Suku Aborigin Berusia 7.000 Tahun

- 3 Juli 2020, 19:40 WIB
Ilustrasi suku Aborigin Australia
Ilustrasi suku Aborigin Australia //Pixabay

PR CIREBON - Lautan Australia menyukseskan penemuan sejumlah arkeolog karena adanya dua situs kuno Suku Aborigin yang berusia lebih dari 7.000 tahun di dasar laut sekitar Kepulauan Dampier, pesisir barat Australia.

Secara detail, dua situs itu menyimpan ratusan perkakas batu yang dibuat oleh Suku Aborigin. Ini seiring dengan wilayah Australia Barat yang lama dikenal memiliki banyak situs sejarah kuno dan tradisi pahat batu.

Baca Juga: Besok 3 Pulau Indonesia akan Rasakan Suhu Lebih Dingin akibat Bumi Sentuk Titik Aphelion

Melansir dari Antara News, pada mulanya dua situs kuno itu berada di dataran yang kering hingga akhirnya tenggelam ke dasar laut.

Namun untuk pertama kalinya, arkeolog menemukan situs di dasar laut yang menyimpan banyak bukti peradaban manusia di perairan Australia.

"Kajian yang akan kami lakukan di masa mendatang adalah ... mendalami kemampuan, teknologi, cara mereka membuat perkakas ini, untuk mengetahui apakah mereka memiliki pendekatan kebudayaan berbeda dalam pembuatan perkakas yang sejauh ini belum banyak diketahui di Australia," ungkap seorang ahli geologi kelautan yang masuk dalam penelitian itu, Mick O'Leary.

Baca Juga: Rayakan Hari Lahir Sastra Indonesia, Kenang Sastrawan Abdoel Moeis lewat Jejak Novel Salah Asuhan

Adapun dalam prosesnya, para penyelam dari Universitas Flinders berenang sedalam 2,4 meter sampai 11 meter (sekitar 8-36 kaki) ke dasar laut di Pesisir Pilbara untuk mengambil artefak buatan Suku Aborigin.

"Dalam dasar laut, para penyelam menemukan alat potong, mesin penggiling, dan palu batu yang berusia ribuan tahun," ungkap seorang arkeolog yang menjadi ketua penelitian itu, Jonathan Benjamin.

Lebih lanjut, Benjamin menilai kegiatan masyarakat saat itu sudah memiliki aktivitas ekonomi tersendiri karena adanya alat potong, mesin penggiling, dan palu batu.

Baca Juga: Sentuh 11 Juta 03 Juli 2020 Indonesia Duduki Posisi Ke-16 dengan Tambahan Kasus Positif Corona 1.301

"Kalian dapat membayangkan kembali kegiatan masyarakat saat itu dan bagaimana mereka menjalankan aktivitas ekonominya," tambah Benjamin.

Namun demikian, para peneliti masih mempelajari usia pasti artefak tersebut. Meskipun sejauh ini, hasil pemeriksaan radiokarbon dan analisis perubahan kedalaman laut menunjukkan situs itu kemungkinan berumur sekitar 7.000 tahun.

Bahkan, sebagian besar artefak masih berada di dasar laut. Sedangkan, beberapa yang dibawa ke daratan telah difoto untuk penelitian lebih lanjut dan diserahkan ke pemilik lahan dari masyarakat adat, yaitu Murujuga Aboriginal Corporation.

Baca Juga: Pertama Kali, Tim Bedah Inggris Sambungkan Kembali Alat Kelamin yang Terpotong dan Masih Berfungsi

Sementara itu, kesuksesan arkeolog dalam menemukan artefak baru itu telah menambah wawasan dan pengetahuan mengenai kebudayaan dan teknologi yang dikembangkan oleh generasi pertama Suku Aborigin.***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x