Guyonkan Upin-Ipin Bernada Kekerasan Seksual, Warga Malaysia: Kami Benci Kebodohan Netizen Indonesia

- 3 Juli 2020, 15:53 WIB
Serial kartun Upin dan Ipin dijadikan bahan guyonan
Serial kartun Upin dan Ipin dijadikan bahan guyonan /Instagram

Sontak saja, guyonan itu memantik amarah warga Malaysia. Mereka tidak terima serial kartun animasi tersebut dijadikan bahan guyonan yang tak pantas.

Baca Juga: Cek Fakta: Benarkah Penundaan Pilpres Buat Masa Jabatan Presiden Otomatis Diperpanjang sampai 2026?

"Kami warga Malaysia malu dengan rakyat Indonesia yang menjadikan semua perkara bahan jenaka yang tidak patut. Kurang matang pemikirannya apa ya? Kartun yang dasarnya untuk anak kecil dijadikan bahan lucah negara kalian. Ada apa?" tulis akun @syahid_azizan.

"Upin ipin je kartun buatan Malaysia.. Anda yg dari Indonesia senang senang je nk bagi fakta yg salah, padahal upin ipin bukan buatan anda.. Kerja nk claim jee. Kira okay yg Malaysia ni keluarkan kartun upin ipin sampai Indonesia.. Tpi korang senang senang burukannya. Buat malu je," demikian bunyi narasi akun @pizzzaah.

"Hentikan tolong orang Indonesia, kartun dibuat untuk hiburan anak-anak tapi beberapa dari kalian menggunakannya untuk candaan seksual dan animasi seks yang bisa diakses di YouTube. Berharap sekali kebodohan yang sedang viral ini berhenti. Kami warga Malaysia membencinya dan begitu juga kalian," kata akun @amiruluzae.

Baca Juga: Muslim India Sengaja Dibunuh, Keluarga Almarhum: Aneh, Terjebak Baku Tembak Kok Tergeletak di Jalan

Menanggapi aliran kecaman itu, pembuat video teori konspirasi di TikTok itu segera membuat video klarifikasi dan permintaan maaf dengan membalas cuitan @bintangforza pada 30 Juni 2020.

"Saya memohon maaf untuk seluruh pihak yang merasa tersinggung atau marah atau jengkel terhadap video yang saya buat," tuturnya.

"Awalnya saya anggap ini bisa diterima sebagai bercandaan karena banyak hal-hal serupa yang dapat dijumpai di internet, namun saya sadari bagi beberapa orang itu tidak lucu dan saya menyadarinya. Sekali lagi saya Aldo saya mengucapkan permintaan maaf yang sebesar-besarnya, semoga dapat diterima, terima kasih," jelasnya.

Baca Juga: Berkonotasi dengan Separatisme, Slogan 'Bebaskan Hong Kong, Revolusi Zaman Kita' Dianggap Ilegal

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat Bekasi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah