Kondisi Kritis akibat Covid-19, Seorang Pria Alami Ereksi Berkepanjangan Selama 4 Jam

- 3 Juli 2020, 13:01 WIB
Ilustrasi Covid-19.
Ilustrasi Covid-19. /- Foto: Pixabay/fernandozhiminaicela

PR CIREBON - Seorang pria (62) di Perancis memiliki kondisi yang memburuk karena terinfeksi virus corona jenis baru yang menyebabkan Covid-19, sehingga membuatnya terpaksa harus ditempatkan pada ventilator.

Tak hanya kondisinya yang tiba-tiba memburuk dan kritis akibat Covid-19, pria tersebut juga mengalami ereksi yang berlangsung selama 4 jam.

Pria yang tidak disebutkan namanya itu, telah dirawat intensif di Centre Hospitaliser de Versailles di Le Chesnay, Perancis selama dua minggu, awalnya mengalami gejala khas demam, batuk kering dan kesulitan bernapas.

Baca Juga: Mengaku Tergiur akibat Video Porno, Seorang Kakak di Cirebon Tega Setubuhi Dua Adiknya sampai Hamil

Kondisi pria itu kian memburuk dan mengharuskannya menggunakan alat bantu bernafas berupa ventilator. Namun, kemudian dokter dikejutkan dengan kondisi Priapisme yang terjadi pada pasien.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Mirror, sepertiga dari pasien Covid-19 mengalami pembekuan darah, namun pria asal Perancis ini merupakan kasus yang pertama kali terjadi.

Dokter menemukan bahwa pasien berusia 62 tahun itu mengalami kondisi Priapisme yaitu ereksi berkepanjangan pada kemaluannya dalam kondisi yang sedang tidak bergairah secara seksual.

Baca Juga: Lahir pada Jumat Kliwon, Zaskia Adya Mecca Miliki Anak Kelima dengan Arti Indah Pengikut Tuhan

Dokter yang menangani pasien menemukan kondisi ujung organ intim pasien dalam kondisi normal, namun jaringan pada batang mengalami pembekuan darah. Beruntung, para dokter bisa mengeluarkan darah dari kemaluan pasien dengan menggunakan jarum.

Dokter cukup yakin bahwa Priapisme pada pasien dipicu oleh penyakit Covid-19 yang disebabkan virus corona jenis baru.

Dalam studi kasus, yang diterbitkan dalam The American Journal of Emergency Medicine, para peneliti, yang dipimpin oleh Myriam Lamamri, menuliskan meskipun argumen yang mendukung hubungan sebab akibat antara Covid-19 dan Priapisme sangat kuat dalam kasusnya, laporan kasus lebih lanjut akan memperkuat bukti.

Baca Juga: Kena Kritik Tak Gunakan Masker, Trump: Saya Presiden, Tak Pantas Pakai Bila Bertemu Petinggi Negara

"Presentasi klinis dan laboratorium pada pasien kami sangat menyarankan Priapisme terkait infeksi SARS-CoV-2," isi dari laporan tersebut. 

 

Studi kasus datang tidak lama setelah para ahli medis mengungkapkan bahwa hingga 30 persen pasien coronavirus mengembangkan pembekuan darah yang berbahaya.

Gumpalan ini, yang dikenal sebagai trombosis, dapat terbentuk di berbagai daerah di sekitar tubuh, termasuk di paru-paru.

Baca Juga: AS Rutin Laporkan Kasus Harian Terbanyak, Bill Gates: Pandemi Covid-19 Serupa Perang Dunia

"Dengan curahan data selama beberapa minggu terakhir, saya pikir sudah menjadi jelas bahwa trombosis adalah masalah besar," ujar profesor trombosis dan hemostasis, Roopen Arya.

Dia juga menambahkan kondisi itu juga berbahaya terutama pada pasien Covid-19 yang sangat terpengaruh dalam perawatan kritis.

"Beberapa studi yang lebih baru menunjukkan bahwa hampir separuh pasien memiliki emboli paru atau gumpalan darah di paru-paru," tambahnya.***

 

Editor: Nur Annisa

Sumber: Mirror


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x