Belanda Akui Lakukan Perbudakan Masa Lalu dan akan Minta maaf Secara Resmi.

- 5 November 2022, 06:50 WIB
Tentara Belanda menggeledah pria Indonesia di Batavia, Oktober 1945. Foto diambil oleh Layanan Informasi Pemerintah Hindia Belanda (NIGIS). /Web Presentations Universitas Leiden
Tentara Belanda menggeledah pria Indonesia di Batavia, Oktober 1945. Foto diambil oleh Layanan Informasi Pemerintah Hindia Belanda (NIGIS). /Web Presentations Universitas Leiden /

SABACIREBON – Belanda tetap menjadi pemegang rekor lamanya menjajah nusantara selama 350 tahun dibanding penjajah-penjajah lainnya.

Selain negeri Kincir angin yang luas wilayahnya tidak lebih luas dari Jawa Barat, Portugis, Inggris dan Jepang juga tercatat dalam sejarah masa lalu sebagai  negara-negara asing yang sempat menjajah dan berkuasa di negara kepulauan terluas di dunia itu.

Mereka bukan hanya menguasasi wilayah tanpa pamrih, namun juga menguras habis kekayaan alam, terutama rempah-rempah dari berbagai kerajaan di Nusantara saat itu.

Baca Juga: Prakiraan Cuaca Bodebek Hari Ini Sabtu 5 November 2022

Belanda yang pertama menginjakkan kakiknya di Indonesia sejak tahun 1.600-an itu melakukan penjajahan dengan mengeksploitasi sumber daya alam dan sumber daya manusia Indonesia hingga negeri yang kaya alam itu mengumumkan kemerdekaaannya 17 Agustus 1945.

Selain Indonesia, sejumlah negara lain juga pernah menjadi korban penjajahan dan perbudakan Belanda, yakni India, Afrika Selatan, Suriname, dan Brasil.

Atas perbuatannya di masa lalu, Pemerintah Belanda pun mengaku akan meminta maaf pada akhir tahun ini atas perannya dalam perbudakan selama masa kolonialisme negara itu.

Baca Juga: Sebanyak 30 Penonton Pingsan, Konser NCT 127 Dihentikan Pukul 21.20 WIB

Pernyataan tersebut disampaikan seorang anggota Kabinet Perdana Menteri Mark Rutte pada Jumat, 4 November 2022.

Apa yang disampaikan anggota kabinet itu juga dikonfirmasi oleh Menteri Perlindungan Hukum Franc Weerwind.

Dia membenarkan laporan lembaga penyiaran RTL, pemerintah Belanda berencana membuat pernyataan permintaan maaf resmi pada Desember 2022.

Baca Juga: Twitter Diduga Kehilangan 1 Juta Pengguna Sejak Elon Musk Mengambil Alih Perusahaan Itu

RTL melaporkan bahwa pemerintah juga berencana untuk menghabiskan 200 juta euro (Rp3 triliun) untuk dana yang mempromosikan kesadaran tentang peran kekuatan kolonial dalam perbudakan.

Selain itu, mereka juga akan menggelontorkan dana sebesar 27 juta euro (Rp417 miliar) untuk membuka museum perbudakan.

Keputusan tersebut mengikuti rekomendasi tahun lalu oleh panel penasihat bahwa pemerintah mengakui adanya perdagangan budak transatlantik abad ke-17 sampai abad ke-19.

Baca Juga: Pertandingan Besar Meriahkan Ultah ke-105 Lapang Golf Dago Heritage 1917 di Kota Bandung

Tindakan itu pun diakui merupakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan pemerintah Belanda perlu  meminta maaf.

"Ini adalah momen besar dan momen indah," ucap Franc Weerwind.

"Dengan meminta maaf, pemerintah akan membuka halaman untuk masa depan bersama. Anda melakukan itu bersama-sama dan Anda melakukannya dengan membuat pernyataan ini," katanya menambahkan, seperti dilansir  Pikiran-Rakyat.com mengutip berita Reuters, Sabtu, 5 November 2022.***a

Editor: Otang Fharyana

Sumber: pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah