Terluka dalam Serangan Milisi, Anggota Pasukan Perdamaian Indonesia Terbunuh di Kongo

- 24 Juni 2020, 07:00 WIB
KONTINGEN Garuda (Konga) dari TNI yang bergabung dengan Pasukan Perdamaian PBB untuk Lebanon (UNIFIL).*
KONTINGEN Garuda (Konga) dari TNI yang bergabung dengan Pasukan Perdamaian PBB untuk Lebanon (UNIFIL).* /ANTARA FOTO/Arif Firmansyah

PR CIREBON - Seorang anggota pasukan pemelihara perdamaian Indonesia yang bertugas di Misi MONUSCO, Republik Demokratik Kongo, dilaporkan meninggal dunia.

Meninggalnya Sersan Mayor (Serma) Rama Wahyudi dikonfirmasi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi melalui unggahan di akun Twitternya, Selasa.

“Penghargaan setinggi-tingginya kepada Alm. Serma Rama Wahyudi atas pengabdiannya dalam menjaga perdamaian dunia. Semoga keluarga yang ditinggalkan selalu diberi ketabahan," tulis Menlu Retno.

Baca Juga: Berniat Campuri Urusan India-Tiongkok, Trump Didukung Anggota Kongres AS hingga Menlu Mike Pompeo

Baca Juga: Metode Pengobatan Tiongkok Ungkap Arti Sering Bangun Setiap Malam Pada Saat yang Sama

Mengutip laporan AFP dari sumber PBB, anggota pasukan perdamaian dari Indonesia terbunuh dan seorang lainnya terluka dalam serangan oleh milisi pada Senin malam, di bagian timur Republik Demokratik Kongo.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Antara, Menlu Retno menyampaikan bahwa Dewan Keamanan PBB telah mengutuk keras serangan kepada MONUSCO dan meminta otoritas Kongo untuk melakukan investigasi dan membawa pelakunya ke meja pengadilan.

Baca Juga: Kandung Kemih Seorang Pria Pecah usai Tahan Pipis Selama 18 Jam

Dalam sebuah pernyataan, Kepala MONUSCO Leila Zerrougui mengutuk serangan itu, yang katanya dilakukan oleh "tersangka anggota ADF" yakni Pasukan Sekutu Demokrat, sebuah kelompok bersenjata terkenal di timur negara tersebut.

Tentara itu telah mengambil bagian dalam proyek untuk membangun jembatan di daerah Hululu.

ADF adalah gerakan Muslim terutama yang berasal dari negara tetangga Uganda pada 1990-an, yang menentang pemerintahan Presiden Uganda Yoweri Museveni.

Baca Juga: Menghitung Hari, Mitra Gojek Dikabarkan akan Kena PHK saat Hadir Dua Investor Baru

Pada 1995, kelompok itu pindah ke Republik Demokratik Kongo, yang menjadi basis operasinya, meskipun mereka tidak melakukan serangan di Uganda selama bertahun-tahun.

Menurut catatan PBB, gerakan tersebut telah menewaskan lebih dari 500 orang sejak akhir Oktober, ketika tentara Kongo melancarkan serangan terhadapnya.

ADF menewaskan 15 tentara PBB di pangkalan mereka di dekat perbatasan Uganda pada Desember 2017, dan tujuh lainnya dalam serangan pada Desember 2018.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah