Lebih tepatnya, mereka mengekstraksi antibodi dari 41 sampel darah yang dikumpulkan dari pasien yang pulih dan melemparkannya ke mutan.
Baca Juga: Rumah Biru Angkat Bicara Perihal Memoar Bolton, Sebut Banyak Hal tentang Korea Terdistorsi
Melansir dari laporan Scripps Research, mutasi D614G ternyata memiliki potensi untuk meningkatkan jumlah protein lonjakan pada virus corona dan meningkatkan kemampuannya untuk menginfeksi sel manusia.
Hanya saja, perkiraan itu sebagian besar masih didasarkan pada permodelan komputer, sehingga kemungkinan peningkatan efisiensi masih belum diketahui.
Sedangkan dalam penelitian Chongqing, antibodi yang dihasilkan oleh tiga pasien gagal menekan galur yang bermutasi, sehingga satu sampel ada yang menunjukkan efek hampir nol.
Baca Juga: Bergejala Mirip Corona, Dokter Berikan Saran Atasi Psikosomatik yang Berawal dari Pikiran
"Peningkatan yang tampaknya kecil dalam aktivitas masuk ini dapat menyebabkan perbedaan besar dalam infektivitas virus dalam tubuh manusia," ungkap mereka.
Namun demikian, kekhawatiran terbesar sekarang adalah bahwa prevalensi D614G akan berdampak buruk pada pengembangan vaksin.
Lebih dari itu, sebuah penelitian oleh tim medis AI IBM pada bulan April memperingatkan bahwa mutasi D614G dapat mengurangi efektivitas program vaksin yang menargetkan protein lonjakan virus.
Baca Juga: Efektif Kurangi Pasien Corona hingga Sisa 4 Orang, RSHS Bandung Gunakan Metode Plasma Convalescent