Ilmuwan Tiongkok Khawatirkan D614G Perlambat Penemuan Vaksin Corona Akibat Antibodi Tak Mampu Lawan

- 22 Juni 2020, 15:47 WIB
Penelitian di Tiongkok menyebutkan bahwa antibodi pasien mayoritas muncul dalam 3 minggu usai sembuh dari COVID-19.
Penelitian di Tiongkok menyebutkan bahwa antibodi pasien mayoritas muncul dalam 3 minggu usai sembuh dari COVID-19. /PIXABAY/

PR CIREBON - Ilmuwan Tiongkok mulai khawatir akan mutasi virus corona berjenis D614G yang bermunculan dari sebuah pasar grosir terbesar di Hongkong. Pasalnya, mutasi itu dinilai tak bisa dilawan oleh antibodi dari pasien sembuh.

Bahkan, hal yang lebih mengkhawatirkan adalah mutasi itu juga memiliki kemungkinan memperlambat jalannya penemuan vaksin corona.

Hal ini dikatakan Profesor Huang Ailong dalam studi barunya menjelaskan tentang kemungkinan pasien Covid-19 yang telah pulih, dapat kerentanan yang sama terhadap mutasi baru yang menyebar di luar negeri.

Baca Juga: Trump Gelar Kampanye AS di Tengah Pandemi, Penyanyi PINK: Acara Bodoh, Orang Baik Tak Perlu Itu!

Mutasi baru itu berjenis D614G yang mulai menyebar di Eropa pada awal Februari, hingga pada Mei menjadi strain dominan di seluruh dunia. Strain ini menghadirkan 70 persen sampel berurutan di Eropa dan Amerika Utara.

Hingga kemudian, gelombang kedua virus corona datang di pasar makanan grosir Xinfadi di Beijing dengan total 227 infeksi baru dan lebih dari 2,3 juta penduduk telah diuji untuk Covid-19 dalam upaya untuk pencegahan penyebaran.

Mengetahui titik penyebaran baru itu, otoritas kesehatan setempat segera mengidentifikasi infeksi di sejumlah lokasi di pasar, termasuk di dalam mulut salmon impor.

Baca Juga: Mengenal Xylaria Polymorpha, Salah Satu Jenis Jamur yang Mirip Jari-jari Zombie

Namun rupanya, identifikasi infeksi masih belum ditentukan, berasal dari rantai makanan dingin atau pengunjung manusia. Hanya saja, Pemerintah Tiongkok dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bersepakat bahwa informasi genetik virus menunjuk ke sumber di luar negara itu.

Dalam penelitiannya, Huang pun memilih jenis virus yang sebelumnya beredar di Tiongkok untuk memanipulasinya dengan membuat versi buatan manusia yang mengandung mutasi.

Halaman:

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: SCMP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x