Pemerintah AS pun juga tak segan mengatur larangan mahasiswa atau peneliti Tiongkok datang ke negaranya. Terlebih, baru-baru ini komandan Angkatan Laut AS mengonfirmasi keuntungan yang didapatkan dari pengaturan waktu selama periode kompetisi kekuatan besar dengan Tiongkok.
Baca Juga: Timbulkan Bau Tidak Sedap, Warga Keluhkan TPS Liar di Kecamatan Kedawung Cirebon
Inilah juga yang membuat para pemimpin bekerja ekstra, seperti memindahkan sumber daya militer AS ke wilayah perairan sengketa untuk memerangi pengaruh Beijing yang meningkatkan kekuatan militernya juga.
"Kemampuan untuk hadir dengan cara yang kuat adalah bagian dari kompetisi. Dan seperti yang selalu saya katakan kepada teman-teman saya di sini, Anda harus hadir untuk menang ketika Anda bersaing," ungkap Laksamana Muda Stephen Koehler, direktur operasi di Komando Indo-Pasifik.
Untuk memenangkan kompetesi bersaing itu, AS sepakat dengan sekutunya Australia untuk juga meningkatkan operasi di dekat pulau-pulau buatan Laut China Selatan, sekaligus mencoba menumpulkan perkembangan Tiongkok yang terlihat membangun pos-pos militer di Laut China Selatan.
Baca Juga: Ketua MPR Puji Kesigapan Jawa Barat dalam Penanganan Covid-19, Ridwan Kamil Mengaku Terharu
Sementara itu, kapal induk USS Theodore Roosevelt terlihat sudah beroperasi di Laut Filipina. Kemudian berlanjut dengan kehadiran Kapal induk USS Ronald Reagan yang semula berada di pelabuhan Jepang untuk beroperasi di Laut Filipina sebelah selatan.
Sedangkan, kapal induk kapal USS Nimitz yang berada di Pasifik telat merapat karena sempat bermasalah dengan adanya anggota kapal yang positif virus corona.
Hanya saja saat USS Nimitz bergabung, Komandan militer kapal induk Nimitz memastikan tidak ada kasus virus corona lagi, sehingga kapal siap berpatroli bersama dua kapal induk AS lainnya.***