3 Kali Izin Cuti Ditolak, Dokter di Aljazair Tutup Usia saat Hamil 8 Bulan akibat Terinfeksi Corona

- 8 Juni 2020, 17:50 WIB
ILUSTRASI Wafa Boudissa, dokter yang hamil 8 bulan di Aljazair meninggal karena Covid-19.*/Eyeshield/
ILUSTRASI Wafa Boudissa, dokter yang hamil 8 bulan di Aljazair meninggal karena Covid-19.*/Eyeshield/ /

PR CIREBON - Seorang dokter perempuan di Aljazair harus selesai berjuang usai terinfeksi Covid-19 saat hamil 8 bulan.

Sontak saja, kasus ini memicu kemarahan warga Aljazair yang menyerukan agar pihak-pihak yang terlibat atas insiden ini bertanggung jawab untuk masuk penjara.

Seperti yang diberitakan PR Bogor secara detail, diketahui dokter perempuan yang tengah hamil itu bernama Wafa Boudissa yang bekerja di Rumah Sakit Ras El Qued, Aljazair.

Baca Juga: Jadi yang Kedua, J-League Konfirmasi Penjaga Gawang Mitchell Langerak Positif Covid-19

Sebelum meninggal, ia sempat mencoba mengajukan cuti sebanyak tiga kali, tetapi hasilnya selalu penolakan yang diterimanya.

Bahkan, rekan-rekan Boudissa juga ikut berupaya menandatangani petisi sebagai bentuk dukungan permintaan Boudissa untuk mengambil cuti hamil.

Adapun petisi itu didasarkan pada amanat Presiden Aljazair, Abdelmadjid Tebboune yang telah meneken Peraturan Presiden (Perpres) tentang wanita hamil dan ibu diizinkan untuk mengambil cuti luar biasa dari pekerjaannya di tengah pandemi Covid-19.

Baca Juga: Dinobatkan Jadi Gamers Tertua Dunia, Nenek 90 Tahun asal Jepang Buktikan Usia Tak Jadi Penghalang

Selain itu, Algerie Focus yang merupakan suami Boudissa juga telah memindahkan keluarga mereka ke sebuah apartemen dekat rumah sakit pada awal Ramadhan, tepat setelah cuti Boudissa ditolak.

Sehingga dalam usia 28 tahun, Boudissa yang tengah hamil delapan bulan itu, akhirnya tutup usia pada Jumat, 5 Juni 2020.

Di sisi lain, pihak rumah sakit memberikan bantahan atas beredarnya kabar dokter perempuan tutup usia saat hamil 8 bulan akibat Covid-19.

Baca Juga: BERITA BAIK, Selandia Baru Selesaikan Kasus Terakhir Covid-19

Menurut mereka, pernyataan yang menyebut Boudissa bekerja di unit operasi Perawatan Intensif pasien Covid-19 di Rumah Sakit Ras El Oued di Aljazair timur adalah salah. Mereka menjelaskan dengan begitu yakin bahwa semua pasien Covid-19 di provinsi tersebut dirawat di pusat kota lain.

Sedangkan, sebagai tanggapan dari Menteri Kesehatan Aljazair, Abderraham Benbouzid segera memecat direktur rumah sakit setelah berita kematian Boudissa dilaporkan.

Bahkan, media lokal juga turut menyiarkan saat Benbouzid mengunjungi keluarga almarhum untuk menyampaikan belasungkawa. Ia mengakui tak memahami alasan seorang wanita hamil dipaksa bekerja dalam garda terdepan di tengah pandemi.

Baca Juga: Tak Terima Soal Komentarnya yang Menyudutkan, Ratusan Kuwu Desak Aan Setiawan Mundur dari DPRD

Untuk itu, sehari setelah kunjungan, Benbouzid segera memerintahkan penyelidikan atas kematian dokter itu. Bahkan, Benbouzid mengambil langkah yang tak pernah terjadi, yakni menunjuk inspektur jenderal kementerian kesehatan untuk memimpin penyelidikan tersebut.*** (Amir Faisol)

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: Pikiran Rakyat Bogor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah