PIKIRAN RAKYAT - Badan riset biomedis India, Selasa, 26 Mei 2020 mendukung penggunaan hydroxychloroquine anti-malaria sebagai pencegahan terhadap virus corona, setelah WHO menghentikan uji klinis obat itu karena masalah keamanan.
Pengesahan dari Dewan Penelitian Medis India datang seminggu setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan dia menggunakan obat itu sebagai tindakan pencegahan.
Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari AFP, studi pengamatan dan kontrol kasus di India menunjukkan ada 'tidak ada efek samping utama' dari mengambil obat sebagai profilaksis, kata Direktur Jenderal ICMR, Balram Bhargava. Kasus mual, muntah dan jantung berdebar dicatat, tambahnya.
Baca Juga: Raja Judi Makau Stanley Ho Tutup Usia, Harta Warisan Diprediksi Jadi Rebutan
Pekan lalu, ICMR yang memimpin tanggapan pemerintah terhadap virus memperluas penasehatnya untuk penggunaan hydroxychloroquine sebagai langkah pencegahan.
Badan itu mengatakan semua petugas kesehatan di rumah sakit dan beberapa personel garis depan sekarang dapat menggunakan obat sampai beberapa minggu di bawah pengawasan medis yang ketat.
"Kami merekomendasikan bahwa untuk profilaksis, harus dilanjutkan, karena tidak ada salahnya. Manfaat mungkin ada di sana," kata Bhargava kepada wartawan.
Baca Juga: Siagakan Personel Secara Bergilir, Polsek Kapetakan Polres Ciko Sekat Pemudik
Bhargava menambahkan bahwa ketika ICMR menimbang risiko dan manfaat obat, diputuskan bahwa 'kita tidak boleh menyangkal itu kepada pekerja garis depan kita dan pekerja kesehatan'. Namun dia menekankan bahwa alat pelindung diri harus tetap dipakai.