Tak Ada Salat Tarawih di Masjidil Haram dan Nabawi saat Ramadhan, Muazin Alli: Saya Sedih

- 21 April 2020, 12:00 WIB
SUASANA Masjidil Haram yang sepi di Mekah, Arab Saudi, Jumat 6 Maret 2020. Pemerintah arab saudi menangguhkan sementara pelaksanaan ibadah umrah terkait merebaknya wabah virus corona.*
SUASANA Masjidil Haram yang sepi di Mekah, Arab Saudi, Jumat 6 Maret 2020. Pemerintah arab saudi menangguhkan sementara pelaksanaan ibadah umrah terkait merebaknya wabah virus corona.* /ANTARA/

PIKIRAN RAKYAT - Terkait wabah virus corona yang kini mengancam dunia, sejumlah negara tengah gencar berlakukan kebijakan untuk persiapan menjelang Ramadhan. Seperti negara yang kini dihuni mayoritas muslim dunia, Arab Saudi.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari situs Reuters, sebelumnya Arab Saudi telah merilis peraturan penangguhan salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi guna membendung penyebaran virus corona atau Covid-19.

Baca Juga: Trump Klaim Muslim akan Dapat Perlakuan Istimewa saat Ramadhan, CAIR: Hanya untuk Politik

Berkenaan dengan datangnya bulan suci Ramadhan, kedua masjid paling suci dalam islam, yang biasanya digunakan sebagai tempat salat berjamaah lima waktu dan tarawih, kini terpaksa harus ditutup untuk aktivitas ibadah yang melibatkan orang banyak seperti salat berjamaah tarawih selama Ramadhan.

Perpanjangan penangguhan salat berjamaah di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi selama bulan suci Ramadhan tahun ini, diungkap oleh Presidensi Dua Masjid Suci tersebut di akun Twitternya.

Baca Juga: Dituduh Merekayasa Corona untuk Senjata Biologis, Pihak Laboratorium Wuhan Angkat Bicara

Saudi Gazette dalam cuitannya menyebutkan bahwa, Pemerintah Arab Saudi menangguhkan kegiatan itikaf atau berdiam untuk beribadah dalam masjid selama Ramadhan di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi sebagai upaya pengendalian virus corona.

Sementara itu, Arab Saudi melaporkan lonjakan jumlah terinfeksi sebanyak 9.362 orang, termasuk 1.088 kasus tambahan pada Selasa, 21 April 2020.

Baca Juga: Ingin Kisah Percintaan Awet? Simak 5 Tips Jitu Membangun Hubungan Jangka Panjang

Namun, Kementerian Kesehatan Mohammed Al-Abdulaali mengunkapkan bahwa sekitar 82 persen dari kasus tersebut bukanlah warga Arab Saudi. Tetapi tidak disebutkan secara jelas kelompok warga mana yang menjadi penyebab lonjakan Covid-19 itu.

Lebin lanjut, ia menyebutkan 93 pasien kini dalam kondisi kritis dan 1.398 pasien lainnya dinyatakan sembuh dari virus yang menyerang sistem pernapasan tersebut.

Menurutnya, tes laboratorium Covid-19 telah dilakukan terhadap lebih dari 180.000 orang di kerajaan tersebut.

Baca Juga: Selama Bulan Ramadhan, Skuad Persib Bandung Dapat Dua Program Latihan

Keputusan yang diambil pemerintahan Arab Saudi ini memang cukup membuat warga Muslim dunia bersedih, sebab bulan suci Ramadhan yang seharusnya disambut dengan suka cita oleh umat Muslim, kini harus bertahan untuk merayakannya tak seperti biasanya karena pandemi Covid-19.

Namun, keputusan ini merupakan kebijakan paling baik, guna menghindari risiko lonjakan terinfeksi Covid-19 semakin parah saat bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Sempat Minum Air Galon Demi Tahan Lapar Selama 2 Hari, Warga Banten Yuli Meninggal Dunia

Dilansir situs AFP, muazin di Masjidil Haram, Alli Mula mengungkapkan kesedihannya akibat keputusan yang terpaksa diambil demi menjaga penyebaran Covid-19, ia mengaku sempat menangis saat mengetahui ini pertama kali.

"Kami terbiasa melihat masjid suci penuh orang selama siang, malam, setiap saya merasa sakit di dalam, dan sekarang harus merelakan masjid menjadi sepi.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Twitter REUTERS AFP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x