Di samping Riaz, beberapa dokter di Pakistan juga menunjukkan gejala terserang COVID-19, kata beberapa pejabat terkait.
Dr Asfandyar Khan, presiden Institut Ilmu Kedokteran Pakistan (Pakistan Institute of Medical Sciences) menyampaikan keluh kesah mewakili para dokter di Pakistan lewat jumpa pers di Islamabad.
"Kami meminta pemerintah menyediakan perlengkapan pelindung diri untuk tenaga medis," katanya.
"Bagi kami, memeriksa pasien tanpa peralatan pelindung diri sama seperti bunuh diri, yakinlah, siapapun tidak akan siap menyentuh pasien," ungkapnya.
Ia mengancam dokter di Pakistan akan berhenti bekerja apabila tenaga medis lain tidak mendapatkan alat perlindungan diri yang memadai.
Baca Juga: Pelatih Fisik Persib Yaya Sunarya Bertambah Usia, Harapannya Persib Juara Salawasna
Menyikapi protes tenaga medis, Menteri Kesehatan Pakistan Zafar Mirza pun menggelar pertemuan dengan perwakilan para dokter pada Sabtu, 21 Maret 2020. Ia pun menuliskan rencana pertemuannya tersebut di Twitter dan menyebut tenaga medis merupakan prioritas utama pihak kesehatan setempat.
I have called an emergency meeting tomorrow of all head of the departments of PIMS to address all the important issues being faced by the medical staff & patients. Safety of health workforce is my first priority while responding to #coronavirus — Zafar Mirza (@zfrmrza) March 21, 2020
"Saya telah memanggil pertemuan darurat besok dari semua kepala departemen PIMS untuk mengatasi semua masalah penting yang dihadapi oleh staf medis & pasien. Keselamatan tenaga kesehatan adalah prioritas utama saya saat merespons #coronavirus," tulisnya dalam akun @zdmrza.
Sementara itu, kepala departemen penanggulangan bencana nasional Pakistan, Letnan Jenderal Muhammad Afzal telah membeli 12.500 alat pelindung diri. Perlengkapan tersebut dikirimkan ke rumah sakit pada Minggu.