Naikkan Status jadi Red Alert, Wabah Virus Corona di Korea Selatan Kian Berbahaya dan Mengancam

- 24 Februari 2020, 19:54 WIB
SINGAPURA konfirmasi tiga kasus terbaru dai virus corona.*
SINGAPURA konfirmasi tiga kasus terbaru dai virus corona.* /AFP/DOK. AFP

PIKIRAN RAKYAT - Korea Selatan makin meningkatkan kewaspadaan wabah virus corona hingga ke level tertinggi.

Keputusan ini berdasarkan data terbaru yang menunjukkan kasus virus corona dikonfirmasi telah mencapai 763 dengan total kematian meningkat jadi tujuh orang pada Senin, 24 Februari 2020.

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com melalui situs Reuters, separuh kasus baru yang terjadi di Korea Selatan memiliki keterkaitan dengan sebuah gereja Shincheonji Yesus di Daegu.

Baca Juga: Diharapkan Lebih Fokus Emban Tugas, Komisi III DPRD Kota Cirebon Ingin SOTK DKOKP Diubah

Di gereja tersebut mengadakan acara kebaktian yang dihadiri lebih dari 1.000 orang dan salah satunya adalah seorang wanita berusia 61 tahun yang dikenal sebagai 'pasien 31'.

Wanita itu dinyatakan positif virus corona minggu lalu, meski tidak memiliki catatan perjalanan ke luar negeri baru-baru ini.

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in mengatakan bahwa pemerintah telah meningkatkan kewaspadaan wabah virus corona negara itu dari level keempat ke level tertinggi dalam upaya untuk menahan lonjakan kasus baru.

Baca Juga: Viral Video Usulan Ketua BPIP untuk Ganti Ucapan Assalamualaikum dengan Salam Pancasila, Simak Fakta Sebenarnya

Senada dengan di atas, Pusat Pencegahan dan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (KCDC) Korea mengatakan jumlah infeksi telah meningkat sebanyak 161.

Dari total kasus yang dikonfirmasi dan lebih dari 300 orang terkait dengan kebaktian Gereja Yesus Shincheonji di Daegu.

Fakta itu membawa dampak pada gereja-gereja Katolik di kota-kota Daegu, Gwangju dan di tempat lain telah menangguhkan misa dan pertemuan lainnya.

Baca Juga: Kokohkan Gelar Juara, Jawa Timur Kembali Raih Juara di Final Piala Soeratin U-17 2020

Pun begitu, naiknya tingkat siaga ke level tertinggi memungkinkan pemerintah untuk mengirim sumber daya tambahan ke Kota Daegu dan Cheongdo yang ditetapkan sebagai "zona perawatan khusus" pada Jumat lalu.

"Tingkat siaga juga memungkinkan pemerintah memaksa masyarakat mencegah kegiatan publik dan memerintahkan penutupan sementara sekolah," tutur Menteri Kesehatan Park Neung-hoo.

Menteri Park juga mengatakan Perdana Menteri Chung Sye-kyun akan bertanggung jawab atas keputusan kebijakan terkait wabah virus corona dan itu pertama kalinya Perdana Menteri Korea Selatan melakukan intervensi dari seorang menteri.

Baca Juga: Gigitan Nyamuk jadi Penyebab 70.000 Orang Terinfeksi Virus Corona di Tiongkok, Simak Fakta Sebenarnya

"Virus coronavirus lebih menular dan menyebar dengan cepat selama tahap awal wabah. Oleh karena itu diperlukan tindakan pencegahan mengingat kemungkinan bahwa virus tersebut dapat berkembang menjadi penyebaran nasional dari penyebaran komunitas.

“Kami percaya 1-10 hari mendatang akan sangat penting untuk menentukan penyebaran virus corona,” tutur Menteri Kesehatan Park Neung-hoo dalam konferensi persnya.

Di sisi lain, Menteri Pendidikan Yoo Eun-hae yang ikut dalam konferensi pers itu juga mengatakan bahwa mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan menengah akan memulai semester baru pada 9 Maret mendatang.

Baca Juga: Marak Tempat Pembuangan Sampah Liar, DLH Cirebon Minta Pemilik Tanah Tutup Akses Masuk Warga

Apabila menilik sejarah, terakhir kali Korea Selatan menaikkan tingkat siaga 'merah' adalah 11 tahun lalu selama wabah Influenza A atau H1N1. Atas penaikan status tersebut, Korea Selatan mendapat reaksi dari Internasional.

Dimulai dari Departemen Luar Negeri AS yang pada Sabtu lalu menaikkan level travel advisory untuk Korea Selatan dari 1 menjadi 2, peringkat kedua dari empat, yang meminta para pelancong untuk menghindari kontak dengan orang sakit.

Langkah Amerika pun diikuti Israel, Pemerintah Israel mendeteksi sejumlah wisatawan Korea Selatan yang sedang berziarah.

Baca Juga: Marak Tempat Pembuangan Sampah Liar, DLH Cirebon Minta Pemilik Tanah Tutup Akses Masuk Warga

"Tujuh belas umat Katolik Korea Selatan dari Provinsi Gyeongsang Utara dan pemandu wisata mereka di Seoul yang melakukan ziarah ke Israel pada awal bulan ini dipastikan telah terinfeksi virus corona," tutur perwakilan KCDC.

Bahkan, sejumlah wisatawan Korea Selatan mendapat penolakan saat baru mendarat di Ben Gurian International Airport.

"Warga Korea Selatan yang naik pesawat Korean Air ditolak masuk di bandara Ben Gurion International, Tel Aviv pada Sabtu malam karena kekhawatiran akan virus itu," tutur perwakilan Kementerian Luar Negeri Korea Selatan.

Baca Juga: Istri Mendiang Legenda Basket Meninggal Dunia, Vanessa Bryant Dikabarkan Bunuh Diri Akibat Depresi, Cek Fakta Sebenarnya

Meskipun, tindakan Israel itu dirasa sebagai ketidaknyamanan wisatawan sehingga Korea Selatan pun mengajukan keluhan untuk Israel tidak mengulangi itu lagi.  

"Karena tindakan itu diambil tanpa pemberitahuan sebelumnya oleh Israel, kami telah mengajukan keluhan karena menyebabkan ketidaknyamanan bagi para pelancong kami dan meminta untuk mencegah terulangnya kembali," tutur kementerian itu lagi dan Pemerintah Israel berjanji untuk bekerja sama dengan Korea Selatan.

Sejauh ini, virus corona berasal dari Tiongkok telah menyebar ke lebih dari 32 negara. Tiongkok sendiri telah melaporkan 77.345 kasus dan 2.593 kematian.***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x