Berkat Doa, Kelapa, dan Jeruk, Dua Pria Selamat usai Terjebak di Laut selama Hampir 1 Bulan

- 23 Oktober 2021, 09:35 WIB
Ilustrasi. Dua pria ini selamat usai terjebak di laut selama hampir 1 bulan, ternyata mereka dikabarkan selamat berkat doa, kelapa, dan jeruk.
Ilustrasi. Dua pria ini selamat usai terjebak di laut selama hampir 1 bulan, ternyata mereka dikabarkan selamat berkat doa, kelapa, dan jeruk. /Pexels/Johannes Plenio

PR CIREBON - Belum lama ini, Livae Nanjikan dan Junior Qoloni, warga Kepulauan Solomon terjebak di samudera dan dinyatakan selamat selama hampir sebulan.

Terdampar di laut selama 29 hari, dua orang asal Kepulauan Solomon bertahan hidup hanya berbekal kelapa, jeruk dan doa.

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari India Today, lokasi kedua orang terjebak tersebut diselamatkan adalah sekira 400 kilometer jauhnya dari pantai Papua Nugini.

Baca Juga: Papua Nugini Ucapkan Perpisahan pada 'Ketua Agung' Michael Somare dalam Upacara Kenegaraan

Diketahui kedua pria itu sedang melakukan perjalanan antarpulau di Laut Solomon yang gelombang lautnya terkenal tidak dapat diprediksi.

Kemudian kapal mereka yang berukuran 7 meter terjebak cuaca buruk hingga beberapa jam pada 3 September 2021 silam.

Mereka pun kehilangan pandangan pada daratan akibat cuaca yang tidak bersahabat tersebut.

Baca Juga: Idap Kanker Pankreas Stadium Akhir, Perdana Menteri Pertama Papua Nugini Michael Somare Meninggal Dunia

"(Ada) Hujan lebat, awan gelap tebal dan angin kencang," kata Nanjikan kepada Perusahaan Penyiaran Kepulauan Solomon dari Distrik PNG di Pomio pada hari Jumat waktu setempat.

Saat baterai GPS mereka mati dan malam telah tiba, mereka mematikan mesin mereka untuk menghemat bahan bakar.

Orang-orang itu menghabiskan malam pertama mereka saat dihantam angin dan hujan yang mendorong perahu mereka lebih jauh ke laut.

Baca Juga: Kapal Angkatan Laut China dan Rusia Melintas di Perairan Jepang, Pemerintah Setempat Lakukan Pengmatan Cermat

Selama sembilan hari pertama, Nanjikan dan Qoloni hidup dengan jeruk yang sudah dikemas untuk perjalanan mereka.

Ketika persediaan buah itu habis, Nanjikan mengatakan mereka bertahan hidup dengan air hujan dan buah kelapa.

"Dan kami terus beriman kepada Tuhan karena kami berdoa siang dan malam," ujarnya.

Baca Juga: Malaysia Secara Tegas Panggil Utusan Tiongkok Setelah Kapal-kapal Memasuki Laut China Selatan

Mereka menampung air hujan dengan tas kanvas dan menyalakan mesin kapal tiap kali ada kelapa yang terapung.

"Setelah beberapa hari, karena kami berdoa, Tuhan memberi kami pemikiran untuk membuat alat untuk berlayar," ucap Nanjikan.

"Jadi kami membangun struktur seperti tiang menggunakan dayung dan kanvas lalu berlayar mengikuti arah angin," ujarnya

Baca Juga: Perdana Menteri Malaysia Secara Tegas Tidak akan Berkompromi Jika Ada Ancaman di Laut Cina Selatan

Tiang layar mengirim mereka ke pulau New Britain di Papua Nugini tempat mereka melihat seorang nelayan di kejauhan.

Mereka pun menyalakan mesin dengan satu dorongan lalu melaju ke arah nelayan namun kehabisan bahan bakar.

"Saat itulah kami berteriak dan terus-menerus melambaikan tangan kepada nelayan, akhirnya dia melihat kami dan mendayung ke arah kami," tutur Nanjikan.

Baca Juga: Warga Arab Saudi Nikmati Wisata Baru, Kapal Pesiar di Sepanjang Pantai Laut Merah

"Ketika dia sampai, kami bertanya 'di mana kami sekarang?' Dan dia menjawab Papua Nugini. Ooh, kami sekarang aman," ujar pria tersebut.

Hingga kini, kedua pria masih dalam keadaan sehat dan untuk sementara menetap untuk menunggu surat pengembalian ke negara asal mereka.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: India Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x