Dapat Penghargaan WHO, Wanita Ini Meninggal 70 Tahun Lalu, Tapi Sel-selnya Masih Selamatkan Jutaan Nyawa

- 20 Oktober 2021, 09:55 WIB
Seorang wanita yang meninggal 70 tahun lalu dapat penghargaan WHO setelah banyak sel miliknya masih menyelamtkan jutaan nyawa.
Seorang wanita yang meninggal 70 tahun lalu dapat penghargaan WHO setelah banyak sel miliknya masih menyelamtkan jutaan nyawa. / / ANTARA /

PR CIREBON - Henrietta Lacks, wanita kulit hitam Amerika telah meninggal 70 tahun yang lalu, namun banyak sel miliknya masih menyelamatkan jutaan nyawa sampai saat ini.

Atas hal tersebut, Dr Tedros Adhanom Ghebreyesus menghormati mendiang Henrietta Lacks yang meninggal 70 tahun lalui itu dengan penghargaan Direktur Jenderal WHO.

Dr Tedros sebagai perwakilan WHO mengakui warisan yang mengubah dunia dari wanita kulit hitam Amerika yang meninggal karena kanker serviks, 70 tahun yang lalu, pada 4 Oktober 1951.

Baca Juga: Bukan Komika, Cita-cita Bintang Emon Ingin Jadi Pilot, Ternyata Berawal dari Lihat Supir Angkot

Sementara dia mencari pengobatan, para peneliti mengambil biopsi dari tubuh Lacks tanpa sepengetahuan atau persetujuannya.

Selnya menjadi garis sel "abadi" pertama, dan telah memungkinkan terobosan ilmiah yang tak terhitung seperti vaksin human papillomavirus (HPV), vaksin polio, obat untuk HIV dan kanker, dan yang terbaru, penelitian kritis Covid-19.

Yang mengejutkan, komunitas ilmiah global pernah menyembunyikan ras Henrietta Lacks dan kisah aslinya, kesalahan bersejarah yang mulai tertunjukkan kebenarannya dari rilis WHO ini.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Soal Somasi Baru dari Propeksos: Silahkan Lanjut ke Jalur Hukum!

"Dalam menghormati Henrietta Lacks, WHO mengakui pentingnya memperhitungkan ketidakadilan ilmiah di masa lalu, dan memajukan kesetaraan ras dalam kesehatan dan sains," kata Dr Tedros, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari DNA India.

"Ini juga merupakan kesempatan untuk mengenali wanita, terutama wanita kulit hitam yang telah memberikan kontribusi luar biasa tetapi sering tidak terlihat pada ilmu kedokteran."sambungnya.

Penghargaan tersebut diterima di kantor WHO di Jenewa oleh Lawrence Lacks, putra Lacks yang berusia 87 tahun.

Baca Juga: Jadwal Vaksin Covid-19 di Bekasi dan Sekitarnya, Tersedia Dosis 1 dan 2

Dia adalah salah satu kerabat terakhir yang masih hidup yang secara pribadi mengenalnya.

Lacks ditemani oleh beberapa cucu Henrietta Lacks, cicit, dan anggota keluarga lainnya.

"Kami tergerak untuk menerima pengakuan bersejarah dari ibu saya, Henrietta Lacks menghormati siapa dia sebagai wanita yang luar biasa dan dampak abadi dari sel HeLa-nya. Kontribusi ibu saya, yang dulu tersembunyi, sekarang dihormati karena dampak globalnya, " kata Lawrence Lacks, putra sulung Henrietta Lacks.

"Ibuku adalah pelopor dalam kehidupan, memberi kembali kepada komunitasnya, membantu orang lain menjalani kehidupan yang lebih baik dan merawat orang lain. Dalam kematian dia terus membantu dunia. Warisannya hidup dalam diri kami dan kami berterima kasih karena telah menyebut namanya,"

Baca Juga: AS Menolak Bergabung dalam Forum Pembicaraan tentang Afghanistan, Kenapa?

Vaksin HPV dikembangkan menggunakan sel Henrietta Lacks. Meskipun sel diambil tanpa persetujuannya dan tanpa sepengetahuannya, dia telah meninggalkan warisan yang berpotensi menyelamatkan jutaan nyawa.

Selama perawatan, peneliti mengambil sampel tumornya. Garis sel "HeLa" itu menjadi terobosan ilmiah: garis abadi pertama dari sel manusia yang membelah tanpa batas di laboratorium.

Selain vaksin HPV, sel HeLa memungkinkan pengembangan vaksin polio; obat untuk HIV/AIDS, hemofilia, leukemia, dan penyakit Parkinson; terobosan di bidang kesehatan reproduksi, termasuk fertilisasi in vitro; penelitian tentang kondisi kromosom, kanker, pemetaan gen, dan kedokteran presisi; dan digunakan dalam penelitian yang menanggapi pandemi Covid-19. ***

Editor: Khairunnisa Fauzatul A

Sumber: DNA India


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x