PR CIREBON - Presiden Tiongkok, Xi Jinping berjanji untuk mewujudkan "penyatuan kembali" damai dengan Taiwan.
Meski sebelumnya, Tiongkok di bawah kepemimpinan Xi Jinping kirim pasukan ke wilayah Taiwan membuat rakyat pulau itu merasa terancam.
Atas tindakan Tiongkok ini, Presiden Taiwan pun melakukan protes pada negara yang dimpinin Xi Jinping itu.
Baca Juga: Pemeran Ali dan Sae Byeok Dianggap sebagai Peran yang Sempurna di Drama Squid Game!
Taiwan bahkan berkoar-koar bahwa mereka akan terus membela diri dan menghindar dari serangan Tiongkok.
Bukan hanya Taiwan, serangan yang dilakukan Taiwan kepada Tiongkok ini juga memicu kekhawatiran internasional.
Namun kali ini, Tiongkok menyebut bahwa pihaknya akan melakukan penyatuan kembali dua negara secara damai.
Baca Juga: 7 Manfaat Kesehatan Cokelat Hitam, Salah Satunya Cegah Risiko Penyakit Jantung dan Kaya Antioksidan!
Taiwan pun menanggapinya dengan menyebut bahwa hanya rakyat Taiwan yang dapat memutuskan masa depan mereka, bukan Tiongkok.
Tiongkok yang berharap Taiwan kembali menjadi bagiannya, menyebutkan bahwa pihaknya berjanji untuk mempertahankan kebebasan rakyat Taiwan.
Berbicara di Balai Besar Rakyat Beijing, Xi Jinping mengatakan orang-orang Tiongkok memiliki "tradisi mulia" dalam menentang separatisme.
"Separatisme kemerdekaan Taiwan adalah hambatan terbesar untuk mencapai penyatuan kembali tanah air, dan bahaya tersembunyi paling serius bagi peremajaan nasional," kata Xi Jinping, dikutip dari Reuters.
"Reunifikasi" yang damai paling sesuai dengan kepentingan keseluruhan rakyat Taiwan, namun Tiongkok sebut akan melindungi kedaulatan dan persatuannya.
"Tugas sejarah penyatuan kembali ibu pertiwi harus dipenuhi, dan pasti akan dipenuhi," tegas Xi Jinping.
Xi Jinping sempat mengancam untuk menghancurkan setiap upaya kemerdekaan formal.
Pada 2019, ia secara langsung mengancam akan menggunakan kekuatan untuk membawa Taiwan di bawah kendali Beijing.
Namun, pidato itu diterima dengan buruk di Taiwan dan hingga kini Taiwan masih menolak untuk kembali berada di bawah tekanan Beijing.***