Siswa Sekolah Menengah AS Buat Petisi yang Serukan Kembalinya Perbudakan, Sebut Benci Orang Kulit Hitam

- 24 September 2021, 19:30 WIB
Ilustrasi sekolah- Sebuah petisi rasis di sekolah menengah AS menghebohkan karena menginginkan kembalinya perbudakan dan menyebut benci orang kulit hitam.
Ilustrasi sekolah- Sebuah petisi rasis di sekolah menengah AS menghebohkan karena menginginkan kembalinya perbudakan dan menyebut benci orang kulit hitam. /Ivan Aleksic/unsplash/Ivan Aleksic

PR CIREBON – Sekelompok siswa di sebuah sekolah menengah Missouri, Amerika Serikat (AS), dilaporkan memposting petisi online yang menyerukan kembalinya perbudakan.

Petisi di sekolah menengah AS itu mendorong penyelidikan yang dapat menyebabkan penangguhan atau dikeluarnya siswa tersebut.

Rincian petisi rasis yang diposting oleh siswa di sekolah Park Hill High School di Kansas City itu membuat orang tua di ingin mereka yang melakukannya dimintai pertanggungjawaban.

Baca Juga: Pernikahan Siri Lesti Kejora dan Rizky Billar dari Sisi Ady Sky dan Harris Vriza: Ennga Ada Masalah ya

Para siswa di sekolah tersebut mengatakan unggahan kebencian itu menyerukan kembalinya perbudakan.

Bahkan terdapat beberapa komentar rasis seperti "Saya benci orang kulit hitam" dan "Saya suka perbudakan”.

Di AS sendiri, perbudakan terjadi bertahun-tahun yang lalu, dilakukan oleh ras kulit putih terhadap kulit hitam yang sebagian besar berasal dari Afrika.

Baca Juga: Cocok Jadi Hakim, Berikut Ini Pekerjaan Terbaik untuk Zodiak Aquarius Menurut Astrologi

"Saya rasa petisi itu palsu," kata seorang siswa bernama Brie Holmes, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari New York Post.

“Saya rasa itu seperti lelucon dan rumor. Dan guru saya mengatakan dia juga kesal dengan itu, tetapi anak-anak malah bercanda tentang hal itu dan tidak menganggapnya serius,” ungkapnya.

Holmes mengatakan latar belakang rasialnya sendiri memperumit masalah baginya.

Baca Juga: Usai Melepas Tukik di Cilacap, Presiden Jokowi: Saya Beranjak ke Bangku Tua...

"Yah, ibuku orang Kaukasia, dan ayahku orang Afrika-Amerika," kata Holmes.

“Dengan situasi khusus ini, sedih untuk dikatakan, saya tidak terkejut bahwa itu terjadi di sekolah saya. Ada beberapa hal yang aneh terjadi,” ujarnya.

Pengawas distrik, Jeanette Cowherd, mengatakan dalam sebuah surat kepada orang tua bahwa banyak di masyarakat yang sedih dan marah setelah adanya petisi di sekolah itu.

Baca Juga: DPR RI Menekankan Pengumuman Hasil Seleksi Awal PPPK Guru 2021 Ditunda, Berikut ini Alasannya!

Kebijakan distrik melarang diskriminasi, pelecehan dan pembalasan, menurut Cowherd, menambahkan bahwa setiap siswa yang melanggar pedoman dapat dihukum dengan skorsing atau dikeluarkan.

“Saya tidak dapat membagikan secara spesifik tentang disiplin siswa tertentu, tetapi saya dapat memberi tahu Anda bahwa kami mengikuti kebijakan dewan kami ketika mendisiplinkan siswa,” kata surat dari Cowherd.

Sedangkan Kepala Sekolah, Kerrie Herren, mengatakan bahwa petisi seperti itu tidak dapat diterima dan rasis.

Baca Juga: Lee Yoo Mi Squid Game Kian Populer, Followers Instagram Pribadinya Melonjak Drastis hingga Ratusan Ribu

“Kami marah, terluka, dan sedih ini terjadi di komunitas kami,” tulis Herren.

“Ini bukan yang kita inginkan di Park Hill South. Perbedaan kami membuat kami lebih kuat, dan kami tidak akan mentolerir diskriminasi atau pelecehan,” tandasnya.

Juru bicara distrik Nicole Kirby mengatakan sekelompok kecil siswa bertanggung jawab atas posting online yang mengganggu itu, namun dia menolak untuk merincinya.

Baca Juga: Politikus PKB Minta Nadiem Mundur dari Jabatan Mendikbud Jika Teguh Jalankan PTM Meski Ada Klaster Covid-19

"Kami tahu siapa yang terlibat," kata Kirby, menambahkan bahwa dia dilarang mendiskusikan siswa secara individu.

Akan tetapi ia mencatat bahwa konsekuensi akan diberikan kepada mereka yang berada di belakangnya.

“Ini adalah indikator yang sangat jelas bahwa kita perlu melakukan pekerjaan untuk memastikan bahwa sekolah kita aman bagi setiap siswa dan mereka bisa menjadi diri sendiri,” kata Kirby.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: New York Post


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x