Junta Menyebut Konvoi Militer Myanmar Dihantam Bom di Dekat Yangon oleh Kelompok Pembangkang

- 19 September 2021, 17:40 WIB
Ilustrasi. Berdasarkan pernyataan junta, pasukan militer Myanmar telah dihantam serangan bom di dekat Yangon.
Ilustrasi. Berdasarkan pernyataan junta, pasukan militer Myanmar telah dihantam serangan bom di dekat Yangon. /REUTERS/Stringer

PR CIREBON- Menurut militer dan media, serangan bom terhadap pasukan keamanan di yang dilakukan oleh pembangkan anti junta Myanmar terjadi di dekat Yangon.

Dalam insiden serangan bom itu, dituturkan junta militer Myanmar, bahwa beberapa orang tewas dalam baku tembak berikutnya.

Seperti diketahui, Myanmar, berada dalam kekacauan sejak junta militer menggulingkan pemerintah terpilih Aung San Suu Kyi pada Februari.

Baca Juga: Imran Khan Temui Taliban di Dushanbe: Saya Memulai Dialog untuk Pemerintah Afghanistan Inklusif

Dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari laman Strait Times, atas aksi kudeta yang dilakukan oleh militer itu, memicu protes massa pro-demokrasi dan tindakan keras berdarah oleh militer.

Berbagai kotapraja di seluruh Myanmar telah membentuk apa yang disebut "pasukan pertahanan rakyat" untuk melawan junta, meskipun sebagian besar bentrokan telah dilaporkan terjadi di daerah pedesaan.

Berdasarkan pernyataan junta militer pada Sabtu, mereka diserang dengan bom rakitan pasukan keamanan sedang melakukan perjalanan melalui Khayan, pinggiran pusat komersial Myanmar Yangon.

Baca Juga: Baku Tembak dengan Aparat, DPO Pimpinan Teroris MIT Poso Ali Kalora Dilaporkan Tewas

"Kedua kelompok saling menembak, seorang anggota pasukan keamanan terluka. Beberapa teroris ... (terbunuh), salah satunya terluka," kata pernyataan itu.

Media lokal melaporkan setidaknya dua pembangkang tewas dan satu ditangkap.

Awal bulan ini "Pemerintah Persatuan Nasional" yang sebagian besar terdiri dari anggota parlemen yang berafiliasi dengan partai terguling Suu Kyi menyerukan "perang defensif rakyat" dan mendesak warga sipil untuk menargetkan aset junta.

Baca Juga: 3 Zodiak Ini Malas dan Tak Suka Kerja Keras, Leo Mau Segalanya Datang Sendiri dan Pisces Hidup di Dunia Mimpi

Menara komunikasi milik perusahaan Mytel milik militer telah ditargetkan di seluruh Myanmar.

Konflik juga meningkat di wilayah Sagaing dan Magway, di mana penduduk setempat pekan ini menuduh militer membakar rumah dan membuat ribuan orang mengungsi.

"Militer telah menghancurkan wilayah kami karena pasukan perlawanan lokal," kata seorang wanita berusia 25 tahun dari kotapraja Gangaw Magway kepada AFP.

Baca Juga: Sering Alami Jerawat Akibat Penggunaan Masker? Simak Tips-tips Mencegah Maskne Berikut Ini

"Saya kehilangan beberapa teman saya... Saya patah hati karena saya telah menyaksikan semua kekejaman mereka dengan mata kepala sendiri," sambungnya.

Sementara itu, penduduk kotapraja Gangaw lainnya mengatakan di salah satu desa yang paling parah terkena dampak, Namg Kar, sejumlah rumah telah diratakan sejak 10 September.

"Mereka mencoba membakar seluruh desa. Tapi saat itu musim hujan," kata warga tersebut, seraya menambahkan bahwa 4.000 warga Namg Kar telah mengungsi ke hutan terdekat.

Baca Juga: Krisis Berlanjut, Australia Tanggapi Pembatalan Kesepakatan Kapal Selam dengan Prancis

"Mereka takut pada tentara karena mereka bisa kembali kapan saja ke desa," lanjutnya.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x