Media lokal melaporkan setidaknya dua pembangkang tewas dan satu ditangkap.
Awal bulan ini "Pemerintah Persatuan Nasional" yang sebagian besar terdiri dari anggota parlemen yang berafiliasi dengan partai terguling Suu Kyi menyerukan "perang defensif rakyat" dan mendesak warga sipil untuk menargetkan aset junta.
Menara komunikasi milik perusahaan Mytel milik militer telah ditargetkan di seluruh Myanmar.
Konflik juga meningkat di wilayah Sagaing dan Magway, di mana penduduk setempat pekan ini menuduh militer membakar rumah dan membuat ribuan orang mengungsi.
"Militer telah menghancurkan wilayah kami karena pasukan perlawanan lokal," kata seorang wanita berusia 25 tahun dari kotapraja Gangaw Magway kepada AFP.
Baca Juga: Sering Alami Jerawat Akibat Penggunaan Masker? Simak Tips-tips Mencegah Maskne Berikut Ini
"Saya kehilangan beberapa teman saya... Saya patah hati karena saya telah menyaksikan semua kekejaman mereka dengan mata kepala sendiri," sambungnya.
Sementara itu, penduduk kotapraja Gangaw lainnya mengatakan di salah satu desa yang paling parah terkena dampak, Namg Kar, sejumlah rumah telah diratakan sejak 10 September.
"Mereka mencoba membakar seluruh desa. Tapi saat itu musim hujan," kata warga tersebut, seraya menambahkan bahwa 4.000 warga Namg Kar telah mengungsi ke hutan terdekat.