Geram, WHO Peringatkan Negara Kaya untuk Tidak Tawarkan Booster Vaksin Covid-19: Tidak akan Tinggal Diam

- 9 September 2021, 16:00 WIB
Ilustrasi vaksin. WHO melalui pemimpinnya, Tedros Adhanom Gebreyesus, kembali memperingatkan negara kaya untuk tidak berikan booster vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin. WHO melalui pemimpinnya, Tedros Adhanom Gebreyesus, kembali memperingatkan negara kaya untuk tidak berikan booster vaksin Covid-19. /pexels.com/cottonbro

PR CIREBON – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Gebreyesus kembali meminta negara kaya dengan pasokan besar vaksin Covid-19 untuk menahan diri menawarkan suntikan booster hingga akhir tahun.

WHO sebelumnya telah meminta negara kaya tidak menawarkan vaksin Covid-19 dosis booster, namun sebagian besar diabaikan.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus juga mengatakan dia terkejut dengan komentar oleh asosiasi produsen farmasi terkemuka.

Baca Juga: Korea Utara Adakan Parade Ulang Tahun ke-73 dengan Pasukan Militer Kenakan Hazmat Tanpa Rudal

Asosiasi itu sempat mengatakan persediaan vaksin di dunia cukup tinggi untuk memungkinkan suntikan booster.

“Saya tidak akan tinggal diam ketika perusahaan dan negara yang mengontrol pasokan vaksin global berpikir bahwa orang miskin dunia harus puas dengan sisa vaksin,” katanya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Ia menambahkan bahwa negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah ke bawah bukan prioritas kedua atau ketiga.

Baca Juga: Jelang Pertandingan, Persib Bandung Perkenalkan Jersey Away Baru

“Petugas kesehatan mereka, orang tua, dan kelompok berisiko lainnya memiliki hak yang sama untuk dilindungi,” tegas Tedros.

Tedros sebelumnya menyerukan moratorium pada suntikan booster hingga akhir September.

Tetapi moratorium itu tidak didengarkan negara-negara kaya, termasuk Israel, Inggris, Denmark, Prancis, Jerman, Spanyol, dan Amerika Serikat, yang telah memulai atau sedang mempertimbangkan rencana dosis booster.

Baca Juga: Lonjakan kasus Belum Mereda, Jepang akan Perpanjang Pembatasan Darurat Covid-19 di Tokyo dan Daerah Lain

Negara-negara itu mempertimbangkan suntikan booster kepada warga mereka yang rentan, seperti orang tua atau penderita penyakit sistem imun yang terganggu.

Kepala WHO mengatakan dia menerima dukungan yang jelas dari menteri kesehatan pada pertemuan negara-negara G20 pada bulan ini.

Mereka berkomitmen membantu mencapai target agar semua negara memvaksinasi setidaknya 40 persen warga mereka pada akhir tahun.

Baca Juga: Vaksin Covid-19 Pfizer Terbukti Efektif untuk Ibu Hamil, Simak Faktanya!

“Sebulan yang lalu, saya menyerukan moratorium global pada dosis booster, setidaknya sampai akhir September untuk memprioritaskan vaksinasi orang yang paling berisiko di seluruh dunia yang belum menerima dosis pertama mereka,” kata Tedros.

“Ada sedikit perubahan dalam situasi global sejak saat itu,” tambahnya.

“Jadi hari ini, saya menyerukan perpanjangan moratorium hingga setidaknya akhir tahun untuk memungkinkan setiap negara memvaksinasi setidaknya 40 persen dari populasinya,” ia menegaskan.

Baca Juga: Meski Bersemangat Perankan Siswa SMA di Miracle, Yoona SNSD Ungkapkan Kekecewaan karena Hal Ini!

Sekitar 80 persen dari 5,5 miliar dosis vaksin yang telah diberikan secara global ditujukan ke negara-negara berpenghasilan tinggi.

Negara-negara kaya juga telah menawarkan untuk menyumbangkan satu miliar dosis vaksin ke negara lain, tetapi kurang dari 15 persen dari dosis tersebut telah terwujud.

Padahal, menurut Tedros, produsen telah berjanji memprioritaskan program yang didukung PBB untuk memberikan vaksin kepada yang paling membutuhkan di seluruh dunia.

Baca Juga: Tak Hanya Pemalu, 3 Zodiak Ini Cenderung Tertutup dengan Sekitar

“Kami tidak ingin ada janji lagi. Kami hanya ingin bukti vaksinnya,” kata kepala WHO itu.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah