Gambar wajah berlumuran darah dari seorang pengunjuk rasa menyebar dengan cepat di media sosial.
Pengunjuk rasa lainnya mengatakan pejuang Taliban menggunakan gas air mata dan memukuli mereka dengan popor senapan.
Baca Juga: KPI Beri Peringatan Keras ke Seluruh Lembaga Penyiaran Terkait Saipul Jamil: Utamakan Unsur Edukasi
Para militan juga memaksa wartawan asing yang meliput demonstrasi untuk berlutut dengan todongan senjata, dan memukul setidaknya satu orang sebelum dia dibebaskan.
Sementara itu, Mujahid mengatakan empat pria yang menyerang wanita dan wartawan telah ditangkap.
“Mereka berasal dari pos pemeriksaan. Mereka menganiaya para wanita dan seorang reporter dari Al Arabiya. Polisi dari departemen intelijen datang, mengendalikan situasi dan menangkap mereka,” ungkapnya.
Namun, dia menolak menjamin hak untuk protes ketika ditanya apakah perempuan bisa turun ke jalan dengan aman lagi.
“Ini bukan waktunya untuk protes karena kontrol Taliban masih baru dan semua kantor tutup. Dan kami menyaksikan ledakan bandara, ketidakamanan akan terjadi.
“Mereka harus bersabar dan menunggu pemerintah terbentuk, baru mereka bisa menuntut. Kami meminta orang-orang untuk tidak menyebabkan gangguan bagi diri mereka sendiri dan pihak berwenang,” tandasnya.