Presiden Uni Eropa Menyebut Tidak Ada Pengakuan Terhadap Taliban dan Tak Ada Pembicaraan Politik

- 22 Agustus 2021, 13:30 WIB
Presiden Komisi Uni Eropa (UE), Ursula von der Leyen, menyatakan bahwa UE tidak akan mengakui Taliban.
Presiden Komisi Uni Eropa (UE), Ursula von der Leyen, menyatakan bahwa UE tidak akan mengakui Taliban. /REUTERS/Juan Medina

PR CIREBON- Pada hari Sabtu, 21 Agustus 2021, Presiden Komisi Uni Eropa Ursula von der Leyen mengatakan Uni Eropa belum mengakui Taliban atas pengambilalihan Afghanistan.

Dalam pernyataan itu, Ursula von der Leyen juga menuturkan Uni Eropa tidak akan mengadakan pembicaraan politik dengan militan, seminggu setelah Taliban menguasai Afghanistan.

Seperti diketahui, Taliban menyelesaikan pengambilalihan kilat atas Afghanistan pada hari Minggu, berjalan ke ibu kota Kabul tanpa melepaskan tembakan.

Baca Juga: Ramalan Kartu Tarot Minggu, 22 Agustus 2021: Pisces Merindukan Teman dan Pisces Mendapat Penghasilan Lebih

Dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari India today, Kepala eksekutif UE berbicara setelah mengunjungi pusat penerimaan di Madrid untuk karyawan Afghanistan dari lembaga UE yang dievakuasi dari Kabul.

Ursula Von der Leyen mengatakan dia akan mengusulkan peningkatan 57 juta euro ($67 juta) dalam bantuan kemanusiaan yang telah dialokasikan Komisi tahun ini untuk Afghanistan.

Dia mengatakan bantuan pembangunan Uni Eropa terkait dengan penghormatan terhadap hak asasi manusia, perlakuan yang baik terhadap minoritas dan penghormatan terhadap hak-hak perempuan dan anak perempuan.

Baca Juga: Tegaskan Tak Mau Baca Pesan Kebencian, Nora Alexandra: Semoga Lekas Sehat Hati Kalian

"Kami mungkin mendengar kata-kata Taliban tetapi kami akan mengukur mereka di atas segalanya dengan perbuatan dan tindakan mereka," kata Ursula von der Leyen dalam konferensi pers.

Dia mengatakan Komisi siap menyediakan dana untuk negara-negara Uni Eropa yang membantu memukimkan kembali pengungsi.

Selain itu, dia juga berencana untuk mengangkat masalah pemukiman kembali pada pertemuan G7 minggu depan.

Baca Juga: Kalina Ocktaranny ke Vicky Prasetyo: Terimakasih, Kamu Selalu Buat Aku Tenang

Setelah mencapai puncaknya pada tahun 2015 ketika lebih dari satu juta migran datang ke UE, sebagian besar dari Suriah, Afghanistan, dan Irak, UE telah memangkas jumlah kedatangan berkat kesepakatan dengan Turki yang menerima dana UE untuk menampung pencari suaka di wilayahnya.

Seperti diketahui sebelumnya, kelompok Taliban menguasai Afghanistan setelah berhasil menduduk istana presiden di ibu kota Kabul.

Pengambilalihan kekuasaan Taliban terhadap Afghanistan itu berlangsung singkat dan tanpa perlawanan.

Baca Juga: Beri Selamat untuk Lesti Kejora dan Rizky Billar, Melly Goeslaw: Langgeng Sampai Kakek Nenek

Hal itu dikarenakan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah lebih dulu meninggalkan negara itu dengan alasan tidak ingin ada pertumpahan darah.

Pasca Taliban menguasai Afghanistan, kini warga di negara tersebut dilanda ketakutan terhadap sistem pemerintahan yang akan dibuat kelompok tersebut.***

Editor: Arman Muharam

Sumber: India Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah