Indonesia dan AS Bangun Dialog Strategis, Bahas Komitmen Pertahanan Laut China Selatan

- 4 Agustus 2021, 19:40 WIB
Indonesia dan Amerika Serikat bangun dialog strategis melalui kedua Menteri Luar Negeri membahas komitmen pertahanan Laut China Selatan.
Indonesia dan Amerika Serikat bangun dialog strategis melalui kedua Menteri Luar Negeri membahas komitmen pertahanan Laut China Selatan. /Twitter.com/@Kemlu_RI

PR CIREBON — Isu pertahanan Laut China Selatan kembali mencuat. Pemerintah Indonesia dengan Amerika Serikat (AS) baru saja mengadakan ‘Dialog Strategis’ membahas permasalahan tersebut. Ditambah, tentang pengaruh Tiongkok di Asia.

Dalam agenda Dialog Strategis itu, dari pihak AS diwakili Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken.

Menlu AS pula yang mengumumkan peluncuran Dialog Strategis dengan Indonesia, pada Selasa 3 Agustus 2021, bahwa Washington mengatakan pemerintah Amerika Serikat berkomitmen untuk bekerja sama dengan Indonesia.

Baca Juga: Soroti Kabar Pengecatan Ulang Pesawat Kepresidenan, Mardani Ali Sera: Tidak Bijak

Khususnya, dalam isu-isu yang mencakup mempertahankan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan.

Diketahui, sebelumnya pada pertemuan di Washington, Antony Blinken dan Menlu RI Retno Marsudi juga telah menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dalam penyelesaian pandemi Covid-19 dan krisis iklim.

Selain itu, Indonesia-AS siap meningkatkan hubungan perdagangan dan ekonomi bilateral, sebagaimana dilansir PikiranRakyat.Cirebon.com dari Reuters, Rabu 4 Agustus 2021.

Baca Juga: Raffi Ahmad Belikan Mobil Mewah untuk Ucok Baba: Pokoknya Gue Kasih yang Bagus

Indonesia adalah negara dan ekonomi terbesar dari 10 anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN), sebuah blok yang dilihat Washington sebagai kunci upayanya untuk menghadapi pengaruh Tiongkok yang semakin besar di Asia.

Kedua belah pihak sepakat untuk membangun ‘kemitraan strategis’ pada tahun 2015, tetapi Antony Blinken mengatakan kepada wartawan sambil berdiri di samping Retno Marsudi bahwa dialog baru sekarang benar-benar dimulai.

“Indonesia adalah mitra demokrasi yang kuat bagi Amerika Serikat; kami bekerja sama di banyak bidang yang berbeda,” katanya, seraya menambahkan bahwa Washington menghargai suara kuat Jakarta di ASEAN.

Baca Juga: Catat! 5 Drama Korea Ini Tayang di Bulan Agustus, Ada Police University hingga Hometown Cha Cha Cha

Sementara, Menlu RI Retno Marsudi mengatakan kepada Antony Blinken bahwa kemitraan yang kuat dengan Indonesia akan menjadi "aset utama untuk meningkatkan keterlibatan Anda di kawasan ini."

Dia mengatakan Amerika Serikat adalah salah satu mitra penting bagi ASEAN dalam menerapkan pandangan Indo-Pasifiknya.

“Adalah harapan saya, dan pemerintah Indonesia, untuk memajukan hubungan bilateral dengan AS, dari kesehatan ke SDGs, dari pendidikan, ekonomi, dan seterusnya,” tutur Retno Marsudi, menggunakan akronim untuk tujuan pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga: Sebut Ada Fanbase yang 'Terbagi Dua', Rizky Billar dan Lesti Kejora: Kita Keluarga

Sebuah pernyataan Departemen Luar Negeri pada pertemuan itu mengatakan keduanya membahas langkah-langkah untuk pemulihan pandemi. Antony Blinken mencatat Washington telah menyumbangkan 8 juta dosis vaksin ke Indonesia, dan negara-negara tersebut juga bekerja sama dalam oksigen dan terapi.

Retno Marsudi dan Antony Blinken juga menyatakan pandangan bersama tentang keamanan maritim dan berkomitmen untuk mempertahankan kebebasan navigasi di Laut Cina Selatan, dan melanjutkan kolaborasi dalam keamanan siber dan mencegah kejahatan siber.

Dikatakan Blinken memuji upaya Indonesia untuk mendukung negosiasi perdamaian Afghanistan dan menekankan pentingnya mengembalikan anggota ASEAN Myanmar ke jalan menuju demokrasi.

Baca Juga: Jepang Masuki 'Fase Baru' Kasus Covid-19, Prioritaskan Pasien Gejala Berat Isolasi di Rumah Sakit

Pada iklim, kedua belah pihak membahas peluang bagi Indonesia untuk meningkatkan ambisi iklimnya.

Pembicaraan itu dilakukan sebelum Blinken berpartisipasi dalam pertemuan virtual dengan ASEAN, yang beberapa anggotanya memiliki klaim yang bersaing di Laut China Selatan dengan Tiongkok.

Beijing melihat hampir semua jalur air strategis sebagai miliknya dan telah membangun kekuatannya di sana.

Baca Juga: Akui Terlalu Mengantuk, Pria Tiongkok Ini Tidak Sengaja Telan Sikat Gigi

Antony Blinken bergabung dengan pertemuan seminggu dengan rekan-rekan regional, bagian dari upaya AS untuk menunjukkan keseriusan terlibat dengan Asia Tenggara untuk melawan Tiongkok.

Murray Hiebert, seorang pakar Asia Tenggara di Pusat Studi Strategis dan Internasional Washington, mengatakan hanya ada sedikit waktu untuk mengembangkan perjanjian kemitraan strategis yang dicapai di bawah pemerintahan Barack Obama sebelum mantan Presiden Donald Trump menjabat.

"Perjanjian seperti ini bukan prioritas bagi pemerintahannya," katanya tentang kesepakatan yang meluas ke beberapa domain, termasuk pertahanan, energi, dan hubungan ekonomi yang lebih luas.

Baca Juga: Sebut Ada Fanbase yang 'Terbagi Dua', Rizky Billar dan Lesti Kejora: Kita Keluarga

"Membuat rincian di semua bidang ini akan memakan waktu dan membutuhkan fokus yang cukup besar oleh pejabat senior kebijakan luar negeri, pertahanan dan ekonomi," terangnya.***

Editor: Aghnia Nurfitriani

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x