Olimpiade Tokyo Telah Dimulai, Pakar Kesehatan Jepang: Ini Jelas Bukan Waktu yang Tepat

- 24 Juli 2021, 18:45 WIB
Beberapa ahli di Jepang tidak setuju dengan gelaran Olimpiade Tokyo, menyebut bukan waktu yang tepat menggelar acara besar itu.
Beberapa ahli di Jepang tidak setuju dengan gelaran Olimpiade Tokyo, menyebut bukan waktu yang tepat menggelar acara besar itu. /Twitter.com/Tokyo2020

PR CIREBON – Usai ditunda selama satu tahun, Olimpiade Tokyo akhirnya dimulai dengan upacara pembukaan tanpa penonton.

Ketidakhadiran penonton merupakan salah satu langkah yang diterapkan pemerintah Jepang dan penyelenggara Olimpiade Tokyo untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Meskipun beberapa aturan yang terkait protokol kesehatan telah diterapkan, para ahli tetap menyerang tindakan pencegahan Covid-19 di acara tersebut.

Baca Juga: Studi Baru Covid-19: Jeda Waktu Lebih Lama Pemberian Dua Dosis Vaksin Pfizer Mampu Tingkatkan Antibodi

Para ahli itu mengecam para penyelenggara yang disebut telah memilih langkah-langkah murah yang tidak berhasil.

Jepang menjadi tuan rumah acara olahraga internasional di tengah pandemi global virus Corona yang sedang berlangsung.

Lonjakan kasus domestik di antara sebagian besar penduduknya yang tidak divaksinasi juga masih terjadi.

Baca Juga: Adik Sang Suami Meninggal Dunia, Inul: Masih Kalian Nggak Percaya Covid-19?

Terlepas dari tindakan pencegahan Covid-19, lebih dari 100 orang yang terkait dengan Olimpiade telah dites positif terkena virus ketika sekitar 85.000 atlet, pejabat, dan wartawan mulai berkumpul.

"Ini jelas bukan waktu yang tepat untuk mengadakan Olimpiade," ujar Kenji Shibuya, pakar kesehatan terkemuka Jepang dan mantan direktur Institut Kesehatan Penduduk di King's College London.

Jepang berada dalam keadaan darurat keempat dan jumlah kasus di Tokyo meningkat. Rawat inap di antara mereka yang berusia antara 40 dan 50 tahun juga meningkat.

Baca Juga: Sinopsis Nevertheless 24 Juli 2021: Park Jae Uhn Akan Rebut Kembali Yoo Na Bi dari Yang Do Hyuk?

“Secara global, varian Delta menyebar dengan cepat dan peluncuran vaksin terbatas di banyak negara, termasuk Jepang,” tuturnya.

Pakar kesehatan itu menambahkan bahwa sistem yang dibentuk oleh Komite Olimpiade Internasional (IOC) tampaknya tidak berpengaruh.

“Banyak pengunjung dan delegasi tidak mengikuti pedoman,” ujarnya.

Baca Juga: Hoaks atau Fakta: Beredar Video Pasar Jagasatru Cirebon Ricuh

Klaimnya didukung oleh laporan oleh penyiar lokal yang mengatakan bahwa penyelenggara kekurangan alat tes PCR, yang berarti tes terjadwal tidak dapat dilakukan.

Menurut aturan IOC, atlet harus diuji pada hari mereka memasuki Desa Olimpiade, tetapi kekurangan alat tes menandakan atlet yang datang hari itu tidak diuji.

Panitia penyelenggara telah mengakui insiden itu tetapi kemudian menyebut bahwa para atlet diuji pada hari berikutnya.

Baca Juga: Pilihlah Salah Satu Jalan! Tes Kepribadian ini Akan Ungkap Hal yang Terlewat di Hidup Anda

Namun ini bukan kesalahan pertama dalam protokol. Surat kabar Jepang pekan lalu melaporkan prosedur kedatangan kacau di bandara yang melihat delegasi berhenti untuk mengambil foto dengan penggemar.

Satoko Itani, profesor di Universitas Kansai di Jepang, juga khawatir tentang kemungkinan penyebaran Covid-19 dari Olimpiade.

"Tidak ada cara untuk mengadakan acara seperti ini dengan aman," katanya.

Baca Juga: Di Tengah Lonjakan Kasus Covid-19, PM Australia Memohon Maaf atas Keterlambatan Vaksinasi

"IOC memiliki waktu satu tahun untuk mempersiapkan, mereka gagal. Jadi, pembatalan adalah cara paling aman untuk dilakukan,” tambahnya, seperti dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Daily Mail.

Menurutnya, gelaran Olimpiade itu sama saja dengan mempertaruhkan nyawa manusia.

“Dan sebagai negara tuan rumah, tanggung jawab utama kita adalah melindungi kehidupan masyarakat. Pada titik ini, yang terbaik yang bisa kita lakukan adalah membatalkan Olimpiade ini sesegera mungkin,” tandasnya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Daily Mail


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah