Kedua tentara itu awalnya dihubungi pihak Badio untuk memberikan layanan keamanan.
“Beberapa hari sebelumnya, Joseph Felix Badio, yang merupakan mantan pejabat kementerian kehakiman Haiti dan bekerja di unit anti-korupsi dengan dinas intelijen umum, mengatakan kepada Capador dan Rivera bahwa mereka harus membunuh presiden Haiti,” ungkap Vargas.
Baca Juga: Dapat Pesan Diminta Jangan Urusi Kebijakan, dr. Tirta: Cara Bungkamnya Gitu Amat
"Kami membantu dalam semua tugas dan dukungan untuk mewawancarai orang-orang Kolombia yang ditangkap," tambahnya.
Selain berpotensi memerintahkan pembunuhan, Badio diduga menyewa sebuah rumah di dekat perkebunan Moïse di puncak bukit di belakang Port-au-Prince.
Ia diduga membantu tersangka dalam pembunuhan untuk mendapatkan pemahaman tentang tata letak daerah itu, menurut Kepala Polisi Nasional Haiti Léon Charles.
Setelah pembunuhan itu, pihak Badio pernah mengeluarkan pernyataan yang mengatakan bahwa dia dipecat pada bulan Mei lalu.
Sementara itu, Charles menuturkan bahwa lima perwira senior Kepolisian Nasional Haiti telah ditahan sehubungan dengan pembunuhan itu, termasuk Dimitri Hérard, mantan kepala detail keamanan presiden.
Hérard telah diinterogasi, bersama dengan lebih dari 20 anggota detail, tetapi belum didakwa.