Demi Semangati Warga Agar Mau Divaksinasi Covid-19, Beberapa Daerah di Fipilina Adakan Undian Berhadiah

- 15 Juni 2021, 19:00 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Beberapa daerah di Filipina mengadakan undian berhadiah untuk menyemangati warga agar mau disuntik vaksin.
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Beberapa daerah di Filipina mengadakan undian berhadiah untuk menyemangati warga agar mau disuntik vaksin. /Pixabay/Ali Raza/

PR CIREBON – Keragu-raguan vaksin di antara orang Filipina menjadi perhatian utama dalam upaya imunisasi Covid-19 negara itu, yang sudah terhambat oleh lambatnya pengiriman vaksin.

Hanya 4 persen dari sekitar 110 juta orang Filipina yang telah menerima setidaknya satu dosis vaksin Covid-19 pada 6 Juni, dan hanya 1,4 persen yang menerima dosis kedua.

Pada bulan Mei, survei lokal Social Weather Stations (SWS) menemukan bahwa hanya sepertiga dari 1.200 orang Filipina yang disurvei yang bersedia mendapat suntikan vaksin Covid-19 meskipun negara itu sedang mengalami salah satu wabah terburuk di Asia Tenggara.

Baca Juga: Najwa Shihab Unggah Berita Vonis Jaksa Pinangki Dipangkas Jadi 4 Tahun Penjara, Netizen: Lagi Diskon

Sepertiga lainnya tidak mau divaksinasi, dan lebih dari sepertiga tidak yakin tentang hal itu.

Sebagian besar, orang mengatakan mereka khawatir tentang efek samping vaksin, diikuti oleh keraguan tentang kemanjuran obat.

Unggahan media sosial yang mendiskreditkan vaksin juga merupakan penyebab utama keraguan, menurut departemen kesehatan.

Baca Juga: Simak Penyebab hingga Cara Mengobati Sakit Maag yang Seringkali Diderita Banyak Orang

Untuk semakin menyemangati warga Filipina agar mau divaksin, anggota Kongres Villar, yang keluarganya memiliki salah satu properti terbesar di negara itu, menyumbangkan hadiah untuk undian bagi orang yang telah divaksin.

Selain meningkatkan pendaftaran vaksinasi, Villar mengatakan undian itu dirancang untuk menyebarkan kesadaran tentang manfaat program imunisasi Covid-19 dari pemerintah nasional.

“Banyak orang Filipina memiliki keraguan tentang mendapatkan vaksinasi, sebagian karena ketakutan tentang efek samping, sebagai akibat dari kurangnya pengetahuan dan informasi yang tepat tentang manfaat vaksinasi,” katanya, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari Al Jazeera.

Baca Juga: TMMD ke-111 Kodim 0615 Kuningan Ringankan Derita Warga Jamberama, Tak Mau Lagi Jalan Kaki 5 Km

Setiap bulan mulai dari Juli, 10 penduduk yang disuntik vaksin Covid-19 akan memenangkan paket awal mata pencaharian yang masing-masing bernilai lebih dari Rp1,4 juta, sebuah keberuntungan kecil bagi mereka yang sangat miskin.

Paket itu termasuk makanan dan barang kebutuhan sehari-hari lainnya yang cukup untuk memulai toko serba ada.

Sedangkan rumah dan tanah akan diberikan dalam undian besar pada bulan Desember, bersama dengan dua sepeda motor.

Baca Juga: Lirik Lagu Spin Off - UP10TION, Disertai Terjemahan Bahasa Indonesia

Bukan hanya dilakukan oleh warga secara pribadi, pemerintah daerah di kota-kota besar dan kecil di seluruh Filipina juga mengadakan undian.

Sebagian besar hadiahnya termasuk karung beras dan uang belanja.

Sedangkan di kota San Luis di provinsi Pampanga dekat Manila, pemerintah kotamadya akan mengundi seekor sapi setiap bulan untuk penduduk yang telah divaksin.

Baca Juga: Waspada! Inilah 3 Gangguan Kesehatan Jika Terlalu Sering Makan Tahu

“Memenangkan seekor sapi mungkin tidak berarti banyak di tempat lain tetapi di sini di San Luis, kami bertani, jadi ini adalah insentif yang ideal,” kata Ardee Taruc, petugas mitigasi bencana kota.

Seekor sapi dapat menawarkan pemiliknya jalan keluar dari kemiskinan ekstrem. Sapi juga memakan rumput yang tumbuh subur di dataran. Dengan demikian, seorang petani dapat memulai ternak, menggunakannya sebagai hewan beban dan, jika betina, menjual susunya.

“Terserah pemenangnya, sapinya mau diapakan,” kata Taruc.

Baca Juga: Pembunuhan di Masjid Christchurch Akan Difilmkan, Warga dan Pemimpin Selandia Baru Protes Karena Hal Ini

Daftar prioritas Filipina untuk imunisasi Covid-19 termasuk pekerja medis, orang tua dan orang-orang dengan penyakit penyerta.

Karena negara itu baru memulai upaya vaksinasi publik pada pertengahan 1970-an, banyak orang tua tumbuh tanpa diimunisasi sama sekali, yang disebut menjelaskan keengganan mereka untuk divaksinasi Covid-19.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Al Jazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah