Tanggapi Kematian Keluarga Muslim yang Ditabrak Truk, PM Kanada Justin Trudeau: Kami Akan Perangi Kebencian

- 9 Juni 2021, 11:20 WIB
PM Kanada Justin Trudeau buka suara soal tragedi meninggalnya keluarga Muslim yang sengaja ditabrak truk karena kebencian.
PM Kanada Justin Trudeau buka suara soal tragedi meninggalnya keluarga Muslim yang sengaja ditabrak truk karena kebencian. /Foto: REUTERS/Blair Gable

PR CIREBON – Usai terjadinya tragedi truk yang ditabrakkan pada keluarga Muslim di London, Ontario, Perdana Menteri (PM) Kanada Justin Trudeau buka suara.

Justin Trudeau berjanji bahwa ia akan melipat melipatgandakan upaya memerangi kelompok sayap kanan di Kanada.

Justin Trudeau mengatakan bahwa serangan bermotif kebencian pada empat anggota keluarga Muslim di London, Ontario, Kanada itu adalah serangan teroris.

Baca Juga: Tanggapi Satpol PP yang Hancurkan Alat Musik Pengamen, Pasha Ungu: Harusnya Dibina Bukan Dibinasakan

"Ini adalah serangan teroris, dimotivasi oleh kebencian, di jantung salah satu komunitas kami," kata Trudeau di House of Commons setelah mengheningkan cipta.

"Kami akan terus memerangi kebencian online dan offline, termasuk mengambil lebih banyak tindakan untuk membongkar kelompok-kelompok kebencian sayap kanan, seperti yang kami lakukan dengan Proud Boys dengan menambahkan mereka ke daftar teror Kanada," tegasnya.

Keluarga itu terbunuh pada Minggu, 6 Juni 2021, ketika sebuah truk pickup melompati trotoar dan menabrak mereka.

Baca Juga: Tanggapi Laporan Teori Kebocoran Virus di Laboratorium Wuhan, Menlu AS Blinken: Saya Pikir Tidak Benar

Polisi Kanada mengatakan bahwa keluarga Muslim itu menjadi sasaran karena agama yang dianut mereka.

Para korban terdiri dari tiga generasi keluarga dan berusia antara 15 hingga 74 tahun. Seorang anak laki-laki berusia 9 tahun yang selamat tetap dirawat di rumah sakit dengan luka yang tidak mengancam jiwa.

London, sebuah kota berpenduduk sekitar 400.000 orang yang terletak di tengah antara Detroit dan Toronto, memiliki komunitas Muslim yang besar dan setidaknya tiga masjid.

Baca Juga: Kecocokan Pisces dan Capricorn dalam Hubungan Asmara: Kedua Zodiak Mampu Saling Memberi

"Masjid Muslim London itu masjid tertua kedua di Kanada. Komunitas Muslim di sini telah membantu membangun kota ini," kata Omar Khamissa, petugas keterlibatan komunitas dari kelompok nirlaba Dewan Nasional Muslim Kanada.

"Ini adalah rumah mereka. Dan untuk pertama kalinya mereka yang memakai jilbab, yang memiliki janggut, tidak merasa seperti itu," tambahnya, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Channel News Asia.

Polisi menangkap seorang pria bernama Nathaniel Veltman, 20, di tempat parkir sekitar 500 meter dari masjid.

Baca Juga: Prediksi Shio Harian Rabu 9 Juni 2021: Shio Kelinci, Naga, Ular, Manjakanlah Diri untuk Segarkan Hari-harimu

Dia mengenakan rompi jenis pelindung tubuh. Veltman, yang berkulit putih, didakwa dengan empat tuduhan pembunuhan tingkat pertama dan satu tuduhan percobaan pembunuhan. Pihak berwenang sedang meninjau kemungkinan tuduhan terorisme.

Sementara itu, Masjid di Kanada meningkatkan langkah-langkah keamanan setelah seorang pria bersenjata membunuh 51 orang pada 2019 di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru.

Serangan beberapa hari lalu adalah yang terburuk terhadap Muslim Kanada sejak seorang pria menembak mati enam anggota masjid Kota Quebec pada 2017.

Baca Juga: Prediksi Peruntungan Shio Tikus, Kerbau, hingga Macan, 9 Juni 2021: Akan Menemukan Kedamaian

Walikota London Ed Holder menyebutnya sebagai pembunuhan massal terburuk dalam sejarah kotanya.

"Muslim bertanya-tanya, berapa banyak lagi nyawa yang dibutuhkan, berapa banyak keluarga yang akan dibunuh di jalanan, berapa banyak lagi keluarga yang akan dibunuh sebelum kita melakukan sesuatu?" kata Pemimpin Partai Demokrat Baru Jagmeet Singh, orang pertama dari etnis minoritas yang memimpin partai politik besar Kanada.

 

Pelaku tindakan penabrakkan, Veltman, hanya memiliki sedikit jejak media sosial.

Baca Juga: 8 Makanan yang Dipercaya Mampu Atasi Stres, Salah Satunya Kimchi

Seorang juru bicara di Canadian Anti-Hate Network, sebuah organisasi yang melacak kelompok-kelompok kebencian, mengatakan bahwa itu tidak biasa bagi seorang pria berusia 20 tahun.

"Kami berharap informasi lebih lanjut akan dibagikan untuk membantu menentukan dan mengidentifikasi jejak online pelaku," katanya.***

Editor: Linda Agnesia

Sumber: Channel News Asia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x