Pasukan penjaga perdamaian gabungan Perserikatan Bangsa-Bangsa-Uni Afrika berhenti berpatroli pada 1 Januari menjelang penarikannya.
Sementara itu, pasukan nasional Sudan sendiri berjanji untuk mengamankan Darfur di tempatnya.
Konflik yang meningkat di Darfur dari tahun 2003 sebagian besar telah mereda.
Akan tetapi, ada sekitar 1,5 juta orang yang memilih untuk tetap mengungsi.
Terlebih setelah bentrokan yang terjadi saat ini meluas menjadi lebih umum sejak tahun lalu.
Baca Juga: Pentagon Tegaskan Tak Akan Kibarkan Bendera LGBT di Atas Pangkalan Militer Amerika Serikat
Sebelumnya, warga juga sempat berunjuk rasa menuntut keadilan dari pemerintah atas pembantaian 2019 di Khartoum, yang menewaskan lebih dari 100 orang tewas.
Para pengunjuk rasa Kamis menyerukan pemerintah untuk meminta Pasukan Pendukung Cepat, sebuah unit keamanan, bertanggung jawab atas kekerasan menekan protes duduk dua tahun lalu.
Hingga akhirnya, militer Sudan mulai membatasi akses ke daerah sekitar markas militer tempat pembunuhan terjadi.***