Inilah 3 Pengelolaan Konflik Benjamin Netanyahu Terhadap Politik Israel dan Palestina

- 21 Mei 2021, 19:52 WIB
PM Israel Benyamin Netanyahu//Mari simak bersama perihal tiga pengelolaan konflik Benjamin Netanyahu terhadap situasi politik Israel dan Palestina.*
PM Israel Benyamin Netanyahu//Mari simak bersama perihal tiga pengelolaan konflik Benjamin Netanyahu terhadap situasi politik Israel dan Palestina.* /Reuters/Ammar Awad

Baca Juga: Ayah Lesti Kejora Dapat Kado Istimewa dari Rizky Billar di Hari Ulang Tahunnya: Rezeki Kita Alhamdulillah

Ditambah lagi dengan ancaman minimal untuk mengurangi sebagian wilayah pendudukan Palestina secara berkelanjutan.

Akhirnya, perdamaian bagi Netanyahu hanya dianggap karena tidak ada konflik bersenjata dan aksi terorisme, yang bukan berarti sebuah penyelesaian konflik.

Hal itu, sesuai dengan yang direncanakannya dalam Perjanjian Oslo.

Baca Juga: Spoiler Drakor So I Married an Anti Fan Episode 7: Hubungan Lee Geun Young dan Who Joon Semakin Dekat?

3. Konflik Terus Bergejolak

Harga yang harus dibayar akibat keengganan bertindak dalam masalah Palestina ini, terlihat dari masyarakat Israel yang rapuh dalam kelompok etnis yang saling berselisih.

Konflik atas masa depan wilayah-wilayah kependudukan, sebagai masa depan Israel itu sendiri bersifat politis namun dianggap tidak strategis.

Bagi Netanyahu, ini berarti mempertahankan keunggulan militer dan menangani ancaman teroris ketimbang mengakui adanya kebutuhan akomodasi politis antara dua pergerakan nasional.

Baca Juga: Ilhoon Eks Member BTOB Dituntut 4 Tahun Penjara Karena Kasus Narkoba yang Menjeratnya

Warga Palestina dan Israel berbagi lingkungan yang sama, terikat pada tanah dan ingin menegakkan hak mereka untuk menentukan nasibnya sendiri.

Meskipun, Netanyahu akan melakukan negosiasi gencatan senjata dengan Hamas, dia tidak akan melakukan pembicaraan politik dengan Palestina.

Kebijakan mengelola konflik seperti ini, hingga saat ini terbukti hanya akan memperdalam konflik.

Baca Juga: Jadi Sorotan Sejak Setahun Lalu, Pemilik Perusahaan Bernama Covid.inc Ini Berbagi Kisah Lucu

Setiap ronde pertikaian selesai, selalu ada lebih banyak korban tewas dan lebih banyak keluarga yang berduka, serta menimbulkan lebih banyak kebencian.

Ketegangan antara warga Yahudi dan Arab di Israel akan membekas pada masyarakat Israel untuk waktu yang lama.

Setidaknya, sejak 25 tahun terakhir, sedikit politikus Israel yang punya keberanian untuk menghadapi akar konflik Israel dengan Palestina.

Baca Juga: Cristiano Ronaldo Dipastikan Hengkang dari Juventus, Berikut 2 Klub yang Berpotensi Mendapatkannya

Perdana menteri Israel Yitzhak Rabin yang menandatangani Perjanjian Oslo pada September 1993, dirinya menengok kepada pihak Israel dan Palestina dan berkata, "Sudah cukup darah dan air mata," tutur Yitzhak Rabin

Namun, bagi Warga Gaza di Tepi Barat, dan Israel menantikan kapan waktu itu akan terealisasikan.***

Disclaimer: Artikel ini sebelumnya telah terbit di The Conversation pada 20 Mei 2021 dengan judul "Hal-hal yang Penting Kita Ketahui Tentang Politik Israel dan Masalah Palestina".

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: The Conversation


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah