Salah satunya termasuk selama konfrontasi polisi dengan pengunjuk rasa di masjid Al-Aqsa selama bulan Ramadhan.
Serangan yang terjadi berturut-turut itu membuat banyak warga Palestina di Gaza tidak dapat merayakan Idul Fitri pada akhir Ramadhan. Pada hari Jumat, di seluruh Gaza, makan Idul Fitri yang ditunda diadakan sebagai gantinya.
Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, menganggap pertempuran itu sebagai perlawanan yang berhasil dari musuh yang lebih kuat secara militer dan ekonomi.
Sementara bagi warga Israel, rasa lega terasa pahit.
"Bagus bahwa konflik akan berakhir, tapi sayangnya saya merasa kita tidak punya banyak waktu sebelum eskalasi berikutnya," kata Eiv Izyaev, insinyur perangkat lunak berusia 30 tahun, di Tel Aviv, dilansir PikiranRakyat-Cirebon.com dari The Straits Times.
Baca Juga: Pemerintah Berencana Naikkan Pajak untuk Dukung Pertumbuhan Ekonomi, Ini Kata Said Abdullah
Di tengah kekhawatiran global yang meningkat, Joe Biden telah mendesak Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mengupayakan de-eskalasi, sementara Mesir, Qatar, dan PBB berusaha menengahi.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Joe Biden menyampaikan belasungkawa kepada orang Israel dan Palestina yang berduka.
Joe Biden menyebutkan bahwa AS akan bekerja dengan PBB dan pemangku kepentingan internasional lainnya untuk memberikan bantuan kemanusiaan yang cepat untuk Gaza.