Puluhan Mayat Covid-19 Dibuang ke Sungai di India, Kemiskinan Diduga Jadi Faktor Pendukungnya

- 16 Mei 2021, 16:30 WIB
Ilustrasi - Pemerintah negara bagian dalam India sebut telah menemukan mayat korban Covid-19 yang dibuang di beberapa sungai India, salah satunya sungai Gangga.
Ilustrasi - Pemerintah negara bagian dalam India sebut telah menemukan mayat korban Covid-19 yang dibuang di beberapa sungai India, salah satunya sungai Gangga. /Danish Siddiqui/Reuters

PR CIREBON - Pemerintah negara bagian dalam India sebut telah menemukan mayat korban Covid-19 yang dibuang di beberapa sungai India, salah satunya sungai Gangga.

Ini merupakan pengakuan resmi pertama terkait dengan pembuangan mayat Covid-19 ke sungai Gangga, India.

Praktik pembuangan mayat Covid-19 di sungai Gangga ini dikatakannya, kemungkinan disebabkan faktor kemiskinan dan ketakutan akan penyakit di desa-desa.

Baca Juga: Badan Masih Ngilu Pasca Sakit DBD, Tya Ariestya Happy Lihat 2 Putranya: Mood Booster sama Vitamin Termewah!

Gambar mayat yang hanyut di sungai Gangga, yang dianggap suci oleh umat Hindu, telah mengejutkan India yang terhuyung-huyung alami lonjakan infeksi Covid-19 terburuk di dunia.

Meskipun media telah mengaitkan peningkatan jumlah mayat baru-baru ini dengan pandemi, negara bagian utara Uttar Pradesh, hingga kini belum mengungkapkan penyebab kematian secara terbuka.

"Pemerintah memiliki informasi bahwa jenazah mereka yang meninggal karena Covid-19 atau penyakit lainnya dibuang ke sungai alih-alih dibuang sesuai ritual yang tepat," kata seorang pejabat senior negara, Manoj Kumar Singh, pada 14 Mei 2020, dikutip dari Japan Today. 

Baca Juga: Lakukan Panggilan Pertama dengan Mahmoud Abbas Usai Menjabat, Joe Biden Bahas Konflik Israel-Palestina

Akibatnya, mayat ditemukan dari sungai di banyak tempat.

Singh mengkonfirmasi surat itu kepada Reuters tetapi mengatakan otopsi pada empat hingga lima mayat di distrik negara bagian Ghazipur belum mengungkapkan infeksi Covid-19.

“Mayatnya sudah membusuk, jadi saya belum yakin dalam keadaan ini bisa diketahui positif Corona,” ujarnya lewat pesan singkat.

Baca Juga: Sempat Bersitegang dengan Sule dan Kini Sudah Berdamai, Oma Hetty: Ya Jadi Introspeksi Dirilah

Perdana Menteri Narendra Modi mendesak para pejabat untuk meningkatkan sumber daya perawatan kesehatan pedesaan dan meningkatkan pengawasan ketika virus menyebar dengan cepat di daerah-daerah itu, setelah melanda kota-kota.

Uttar Pradesh, telah terpukul parah oleh gelombang Covid-19 kedua di India.

Pakar kesehatan mengatakan banyak kasus tidak terdeteksi di desa-desa negara bagian, rumah bagi sebagian besar penduduknya.

Dalam memo itu, Singh mengatakan kurangnya dana untuk bahan-bahan seperti kayu bakar untuk kremasi, kepercayaan agama di beberapa komunitas, dan keluarga yang menelantarkan korban karena takut penyakit itu adalah di antara kemungkinan alasan lonjakan pembuangan mayat.

Baca Juga: Lirik dan Terjemahan Bahasa Indonesia Lagu Outerspace - Kang Daniel feat Loco

Dia meminta pejabat tingkat desa untuk memastikan tidak ada mayat yang dibuang ke air dan mengatakan pemerintah negara bagian akan membayar keluarga miskin masing-masing 5.000 rupee ($ 68) atau Rp 970.000 untuk mengkremasi atau menguburkan mayat.

Negara juga meminta polisi untuk berpatroli di sungai untuk menghentikan praktik tersebut.

India telah secara resmi melaporkan sekitar 4.000 kematian setiap hari akibat penyakit itu selama hampir dua minggu, tetapi para ahli kesehatan mengatakan jumlah tersebut mungkin jauh lebih tinggi karena faktor-faktor seperti pengujian yang buruk di daerah pedesaan.

Lonjakan kematian telah menyebabkan penumpukan di krematorium di banyak tempat dan melipatgandakan biaya upacara terakhir.

Baca Juga: Kaget Saat Diajak Menikah oleh Aldi Taher, Anya Geraldine: Serem

Pada Sabtu 16 Mei 2021, juru bicara Uttar Pradesh Navneet Sehgal membantah laporan media bahwa sebanyak 2.000 mayat korban virus mungkin telah ditarik dari sungai di negara bagian dan tetangga Bihar dalam beberapa hari terakhir.

"Kami terus menemukan 10 hingga 20 jenazah sesekali," kata Sehgal kepada Reuters, menambahkan bahwa beberapa desa di tepi sungai tidak mengkremasi jenazah mereka karena tradisi Hindu selama beberapa periode penting secara religius.

Pejabat Bihar tidak menanggapi permintaan komentar.***

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Japan Today


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah