INSACOG dibentuk sebagai forum penasihat ilmiah oleh pemerintah pada akhir Desember lalu khusus untuk mendeteksi varian genom virus corona yang berpotensi mengancam kesehatan masyarakat.
INSACOG menyatukan 10 laboratorium nasional yang mampu mempelajari varian virus.
Menurut Ajay Parida, direktur Institute of Life Sciences yang dikelola negara dan anggota INSACOG, peneliti INSACOG pertama kali mendeteksi B.1.617, yang sekarang dikenal sebagai varian virus India, pada awal Februari.
INSACOG membagikan temuannya dengan Pusat Pengendalian Penyakit Nasional (NCDC) kementerian kesehatan sebelum 10 Maret, memperingatkan bahwa infeksi dapat meningkat dengan cepat di beberapa bagian negara.
Temuan itu kemudian diteruskan ke Kementerian Kesehatan India, yang tidak menanggapi permintaan komentar.
Sekitar tanggal tersebut, INSACOG mulai menyusun draf media statement untuk Kementerian Kesehatan. Versi draf itu menguraikan temuan forum.
Dalam draf tersebut tertulis bahwa varian India baru memiliki dua mutasi signifikan pada bagian virus yang menempel pada sel manusia, dan telah dilacak pada 15 persen hingga 20 persen sampel dari Maharashtra, negara bagian yang paling parah terkena dampak di India.
Draf tersebut mengatakan bahwa mutasi, yang disebut E484Q dan L452R, menjadi perhatian tinggi. Ada pula data virus mutan E484Q yang lolos dari antibodi, dan ada data bahwa mutasi L452R bertanggung jawab atas peningkatan penularan dan kurangnya kekebalan.