Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman Ambil Sikap Lebih Damai pada Iran: Kami Memiliki Kepentingan

- 29 April 2021, 20:45 WIB
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengambil sikap lebih damai pada Iran hingga mau menjembatani soal perilaku regional Teheran.*
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mengambil sikap lebih damai pada Iran hingga mau menjembatani soal perilaku regional Teheran.* /Instagram.com/mohammed_bin_salman_ksa

PR CIREBON - Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman telah mengambil sikap publik yang lebih berdamai terhadap Iran.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman juga mencoba menyeimbangkan permusuhan lama dengan pertimbangan ekonomi.

Di sisi lain, Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman mencoba menjembatani perbedaan dengan Washington mengenai langkah menangani perilaku regional Teheran.

Baca Juga: Sejarah Baru Tercipta di AS, Presiden Joe Biden Diapit Kamala Harris dan Nancy Pelosi Saat Pidato Kenegaraan

Ketegangan antara Riyadh dan Teheran telah memanas karena perang Yaman. Kala itu, di kelompok yang berpihak pada Iran telah meningkatkan serangan terhadap Arab Saudi, bahkan, ketika kerajaan mencoba memikat investasi asing.

Ketegangan antara dua pembangkit tenaga listrik Teluk juga tumbuh setelah serangan 2019 terhadap pabrik minyak Saudi yang dituduhkan Riyadh pada Iran, tuduhan yang dibantah oleh Teheran.

Saat menegaskan kembali bahwa Riyadh memiliki masalah dengan perilaku negatif Iran.

Baca Juga: Poliamori Diakui Willow Smith Menyenangkan, Bisa Punya Banyak Pasangan Tanpa Menikah

Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan dalam sebuah wawancara yang disiarkan Selasa malam 27 April 2021 bahwa Muslim Sunni Arab Saudi menginginkan hubungan yang baik dengan Syiah Iran.

"Kami tidak ingin Iran berada dalam situasi yang sulit, sebaliknya kami ingin Iran menjadi makmur dan tumbuh," katanya.

"Kami memiliki kepentingan di Iran dan mereka memiliki kepentingan di Kerajaan untuk mendorong kawasan dan dunia menuju pertumbuhan dan kemakmuran," sambung Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Baca Juga: Lirik Lagu Gratata yang Baru Saja Dirilis Girl Grup K-Pop Rookie HOT ISSUE

Hal ini tentu saja kontras dengan pernyataan Pangeran Mohammed pada 2017 lalu.

Setelah menjadi putra mahkota, ia menyebut pemimpin tertinggi Iran sebagai Hitler baru di Timur Tengah.

Awal tahun itu, Putra Mahkota Mohammed bin Salman mengatakan setiap kontes untuk memengaruhi antara musuh bebuyutan seharusnya terjadi di dalam Iran, bukan di Arab Saudi.

Baca Juga: Maia Estianty Cerita Bajunya Kena Kotoran Burung Usai Panjatkan Doa di Depan Ka'bah: Jangan-jangan Jawaban

Dengan pemerintahan Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengambil sikap yang lebih keras pada catatan hak asasi manusia Arab Saudi.

Selain itu, mendesak untuk mengakhiri perang Yaman, Putra Mahkota Mohammed bin Salman telah bergerak untuk menunjukkan bahwa dirinya adalah mitra berharga yang dapat membantu menstabilkan kawasan itu.

Para pejabat Saudi dan Iran mengadakan pembicaraan langsung bulan ini, enam tahun setelah memutuskan hubungan diplomatik tentang Yaman dan perjanjian nuklir 2015 antara kekuatan global dan Iran, yang ditentang Riyadh karena tidak menangani program rudal Teheran dan proksi regional.

Baca Juga: Korupsi Uang Makan Kegiatan Santri, Mantan Kepala Dinas Syariat Islam Gayo Lues Jadi Tersangka

"Arab Saudi sangat perlu menemukan jalan keluar dari perang (Yaman) yang tidak populer dan tidak dapat dimenangkan," terang Elisabeth Kendall selaku peneliti senior dalam Studi Arab dan Islam di Oxford's Pembroke College.

Kerajaan telah mendesak kekuatan global untuk mencoba membawa Amerika Serikat dan Iran kembali ke kepatuhan penuh dengan pakta nuklir untuk mencapai kesepakatan yang lebih kuat dalam durasi yang lebih lama, dalam pembicaraan di Wina.

Madawi Al-Rasheed, profesor tamu di LSE Middle East Center, mengatakan mengesankan Biden adalah salah satu alasan Pangeran Mohammed mengubah wacana konfrontatifnya tentang Iran.

Baca Juga: Siapkan Rusunawa bagi Pemudik Nekat, Bupati Kudus: Kami Tak Ingin Kasus Covid-19 Meningkat setelah Lebaran

Putra Mahkota Mohammed bin Salman yang bersumpah untuk menghancurkan Houthi ketika Riyadh melakukan intervensi di Yaman pada 2015 di kepala koalisi militer.

Selain itu, melunakkan retorikanya terhadap gerakan berpihak pada Iran yang telah meluncurkan serangan rudal dan drone ke kerajaan.

"Tidak ada keraguan bahwa Houthi memiliki hubungan yang kuat dengan rezim Iran, tetapi mereka adalah orang Yaman dengan naluri Arab Saudi," tandasnya mendesak kelompok itu untuk menerima kesepakatan gencatan senjata.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x