Hubungan Bilateral Sempat Terhenti, Tiongkok dan Amerika Serikat Kini Kompak Perangi Perubahan Iklim

- 19 April 2021, 04:00 WIB
Tiongkok dan Amerika Serikat kembali hangat dengan melakukan perbincangan untuk mencegah adanya perubahan iklim.*
Tiongkok dan Amerika Serikat kembali hangat dengan melakukan perbincangan untuk mencegah adanya perubahan iklim.* /REUTERS/Tingshu Wang

PR CIREBON - Hubungan bilateral sempat terhenti saat pemerintahan Donald Trump hingga bersitegang, kini negara Tiongkok dan Amerika Serikat terlihat kembali kompak.

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari laman Reuters, Tiongkok dan Amerika Serikat sepakat akan lebih kuat untuk memerangi perubahan iklim.

Hal ini disampaikan Tiongkok dan Amerika Serikat sebelum putaran baru pembicaraan internasional pada akhir tahun.

Baca Juga: Penelitian Sebut Teh Panas Bisa Berisiko Sebabkan Kanker Esofagus, Begini Penjelasannya!

Kedua negara mengatakan hal tersebut dalam konferensi pers yang digelar secara bersamaan pada hari Minggu 18 April 2021.

Pernyataan itu muncul setelah pertemuan antara utusan iklim Tiongkok, Xie Zhenhua dan mitranya dari Amerika Serikat, John Kerry, yang digelar di Shanghai pada Kamis dan Jumat.

Hal ini disamapaikan langsung oleh perwakilan Kementerian Lingkungan Tiongkok.

Baca Juga: Alami Lonjakan Kasus Covid-19 Akibat Varian Virus di Inggris, Thailand Keluarkan Kebijakan Larangan Alkohol

"Amerika Serikat dan Tiongkok berkomitmen untuk bekerja sama satu sama lain dan dengan negara lain untuk mengatasi krisis iklim," kata pernyataan bersama mereka.

Kedua negara akan terus membahas tindakan konkret pada tahun 2020-an untuk mengurangi emisi.

Hal ini bertujuan untuk menjaga dalam jangkauan batas suhu bumi yang sesuai dengan Perjanjian Paris.

Baca Juga: Bertujuan Tarik AS Kembali ke Kesepakatan Soal Nuklir, Iran Beri Penawaran Optimis dengan Negosiasi

Kerry tiba di Shanghai pada Rabu malam di bawah protokol Covid-19 yang ketat dan dipindahkan ke hotel terpencil yang tidak terbuka untuk umum.

Ia kemudian melakukan perjalanan ke Seoul. Perhentiannya di Shanghai adalah kunjungan tingkat tinggi pertama ke Tiongkok.

Seorang pejabat pemerintahan Biden sejak presiden baru menjabat, dan mengikuti pertukaran kontroversial antara pejabat dari kedua negara pada bulan Maret di Alaska.

Baca Juga: Police Virtual Kembali Beraksi, 329 Konten di Medsos Ditegur Tim Patroli Siber, Berikut Ulasannya!

Pembicaraan itu juga menandai dimulainya kembali dialog iklim antara dua penghasil gas rumah kaca terbesar di dunia.

Diskusi bilateral terhenti selama pemerintahan Donald Trump, yang menarik diri dari perjanjian Paris 2015 setelah mengklaim itu menghukum bisnis AS secara tidak adil.

Amerika Serikat diharapkan segera menyampaikan janji baru untuk mengurangi emisi gas rumah kaca AS.

Baca Juga: Simak 9 Tanda Berikut untuk Pastikan Dia Benar-Benar Jatuh Cinta Padamu!

Hal ini dalam upaya untuk mendapatkan kembali kepercayaan dari sekutu asing. Joe Biden membawa Amerika Serikat kembali ke dalam kesepakatan iklim Paris.

Li Shuo, penasihat iklim senior untuk kelompok lingkungan Greenpeace, mengatakan Tiongkok dapat segera menanggapi janji baru AS.

Hal ini dilakukan dengan salah satu dari mereka sendiri membangun "momentum" pembicaraan Shanghai.

Baca Juga: Wamenag Dukung Polisi Tindak Hukum Joseph Paul Zhang Penebar Kebencian yang Melukai Perasaan Umat Islam

"Pernyataan dalam pandangan saya sama positifnya dengan yang dibolehkan oleh politik. Ini mengirimkan pesan yang sangat tegas bahwa mengenai masalah khusus ini (Tiongkok dan Amerika Serikat) akan bekerja sama. Sebelum pertemuan di Shanghai, ini bukanlah pesan yang dapat kita asumsikan," kata Li.

Joe Biden akan mengadakan pertemuan virtual untuk puluhan pemimpin dunia minggu ini untuk membahas perubahan iklim dan akan disiarkan langsung.

Pembahasan untuk mencegah perubahan iklim global dijadwalkan 1-12 November di Glasgow.

Baca Juga: Kuliti Sikap Keluarga Aurel Hermansyah, Thariq Halilintar: yang Aku Rasain dari Pihak Pipi-Mimi Itu...

Pernyataan tersebut mengatakan kedua negara juga sepakat untuk membahas tindakan pengurangan emisi tertentu termasuk penyimpanan energi, penangkapan karbon dan hidrogen.

Mereka mengatakan akan mengambil tindakan untuk memaksimalkan pembiayaan bagi negara berkembang untuk beralih ke sumber energi rendah karbon.

Perjanjian Paris mendorong negara-negara untuk mengajukan janji iklim yang lebih ambisius jika mereka mampu melakukannya.

Tiongkok telah menjanjikan peningkatan tindakan saat berusaha memenuhi tujuannya untuk menjadi netral karbon pada tahun 2060.***

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x