Penelitian Sebut Teh Panas Bisa Berisiko Sebabkan Kanker Esofagus, Begini Penjelasannya!

- 18 April 2021, 20:30 WIB
Ilustrasi teh - Penelitian dari Iran sebut minum teh yang sangat panas bisa berisiko untuk terkena kanker esogafus atau kerongkongan.*
Ilustrasi teh - Penelitian dari Iran sebut minum teh yang sangat panas bisa berisiko untuk terkena kanker esogafus atau kerongkongan.* /Pixabay/ThoughtCatalog
PR CIREBON - Banyak orang yang begitu menikmati untuk mengonsumsi teh panas, khususnya pagi hari.
 
Beberapa penelitian terbaru menemukan hubungan antara minum teh panas dengan jenis kanker tertentu.

Namun medis lainnya penelitian menunjukkan bahwa minum teh hangat saja tidak akan menyebabkan kanker. 
 
 
Minum teh yang sangat panas diketahui memiliki risiko Anda terkena beberapa jenis kanker.
 
Sebuah studi dari Iran menemukan bahwa orang yang minum 700 mililiter teh panas per hari dengan suhu 60 ° C atau lebih (140 ° F) memiliki peningkatan risiko kanker esofagus sebesar 90 persen.

Kanker esofagus, atau kanker kerongkongan, adalah jenis kanker spesifik yang berkaitan dengan konsumi teh yang sangat panas.
 
Baca Juga: Bertujuan Tarik AS Kembali ke Kesepakatan Soal Nuklir, Iran Beri Penawaran Optimis dengan Negosiasi

Kerongkongan adalah tabung otot berongga yang membawa cairan, air liur, dan mengunyah makanan dari mulut ke perut Anda. 
 
Otot melingkar yang disebut otot sfingter menutup dan membuka kedua ujungnya.

Diketahui, kanker esofagus terjadi ketika tumor tumbuh di kerongkongan atau ketika sel-sel di lapisan esofagus berubah.
 
 
Dikutip dari situs Healthline, ada dua jenis utama kanker esofagus. 

Jenis yang pertama yakni adalah karsinoma sel skuamosa. 
 
Jenis kanker ini terjadi ketika sel tipis datar yang melapisi bagian dalam kerongkongan berubah.
 

Yang kedua Adenokarsinoma, jenis kanker ini terjadi ketika kanker dimulai di saluran lendir kerongkongan. 
 
Ini biasanya terjadi di bagian bawah kerongkongan.
 
Karsinoma sel skuamosa esofagus (ESCC) adalah jenis kanker yang terkait dengan minum teh panas dalam penelitian yang disebutkan di atas.***

 

 

Editor: Rahmi Nurlatifah

Sumber: Healthline


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x