Ia mengataka bahwa hal itu bukan jalan yang mudah.
Kesepakatan itu bertujuan untuk mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, sesuatu yang dikatakan tidak ingin dilakukannya.
Baca Juga: Anggota TNI Yonif Raider 400 Diduga Bergabung dengan KKB Papua, TNI: Aparat Akan Melakukan Tindakan
Ini membatasi program nuklir Iran dengan imbalan bantuan dari AS dan sanksi internasional.
Pada 2018, Mantan Presiden Donald Trump menarik AS secara sepihak dari perjanjian, memilih untuk dipulihkan dan sanksi tambahan Amerika Serikat.
Sejak itu, Iran terus-menerus melanggar batasan dalam kesepakatan itu, seperti jumlah uranium yang diperkaya yang dapat ditimbun dan kemurnian yang dapat diperkaya.
Langkah Teheran telah diperhitungkan untuk menekan peserta lain agar berbuat lebih banyak untuk mengimbangi sanksi AS yang melumpuhkan.
Baca Juga: Kerap Terlihat Sendiri Kemana-mana, Memes Prameswari Pura-Pura Menangis: Memang Kebiasaan Sendiri
Presiden Joe Biden mengatakan dia ingin membawa AS kembali ke dalam kesepakatan tetapi Iran harus membalikkan pelanggarannya.
Komplikasi tambahan telah muncul: akhir pekan lalu, fasilitas nuklir Natanz Iran disabotase.