Ramadhan 2021 Menimbulkan Ketakutan bagi Masyarakat Irak yang Dilanda Krisis

- 13 April 2021, 16:17 WIB
Irak di hadapkan dengan meningkatnya jumlah pengangguran dan penurunan daya beli dinar pada Ramadhan 2021 ini.*
Irak di hadapkan dengan meningkatnya jumlah pengangguran dan penurunan daya beli dinar pada Ramadhan 2021 ini.* /Pixabay/mohamed_hassan/

PR CIREBON – Ramadhan tahun 2021 ini menimbulkan ketakutan dan kecemasan bagi masyarakat Irak.

Ramadhan 2021 di Irak di hadapkan dengan kenaikan harga yang tajam, penurunan daya beli dinar, dan meningkatnya pengangguran.

“Setelah seharian berpuasa, kami harus makan sesuatu, bahkan jika harga satu kilo tomat naik lebih dari dua kali lipat,” kata Umm Hussein, seorang ibu tunggal dari lima anak yang tidak memiliki gaji, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Arab News.

Baca Juga: Quotes Ramadhan Hari ke-1, Hakikat Makna Ibadah Puasa Itu Menahan Diri

Umm Hussein berjuang setiap bulan untuk mengumpulkan uang sewa untuk rumah sederhana mereka.

Seperti 16 juta dari 40 juta penduduk Irak yang hidup di bawah garis kemiskinan, Umm Hussein mengandalkan kartu jatahnya untuk makanan.

Di bawah warisan dari tahun 1990-an ketika Saddam Hussein Irak berada di bawah embargo internasional yang ketat, setiap warga Irak yang kepala keluarganya berpenghasilan kurang dari 1.000 dolar sebulan berhak atas ketentuan dasar tertentu dengan harga bersubsidi.

Baca Juga: Berpotensi Terjadi di Jawa Tengah, Ganjar Pranowo Beri Edukasi Soal Siklon Tropis Seroja dan Odette

"Kami baru menerima jatah untuk Februari,” kata Abu Seif, yang seperti ayahnya sebelumnya memiliki tugas mendistribusikan tas barang bersubsidi.

“Kami masih belum mendapatkan jatah untuk Ramadhan,” di mana umat Islam berpuasa dari matahari terbit hingga terbenam, periode yang dimulai minggu ini.

Perdana Menteri Mustafa Al-Kadhemi telah menjanjikan jatah tambahan untuk bulan suci tersebut.

Baca Juga: Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2021, Resmi dari Muhammadiyah untuk Semua Wilayah Indonesia

"Orang-orang datang atau menelepon setiap hari untuk menanyakan kapan mereka tiba," kata Abu Seif.

Di toko kelontong Abu Ammar, batas kredit telah diperpanjang sehingga dia khawatir tidak dapat membayar pemasoknya lagi.

Dengan harga yang naik tajam, beberapa keluarga berhutang lebih dari 200.000 dinar.

Baca Juga: Download Jadwal Imsakiyah Ramadhan 2021, Resmi dari Kemenag untuk Semua Wilayah Indonesia

Otoritas di Irak yang kaya energi, dengan pendapatan terpangkas oleh penurunan harga minyak dunia, tahun lalu mendevaluasi dinar, yang telah kehilangan 25 persen nilainya terhadap dolar.

Alhasil, misalnya, harga sebotol minyak goreng naik menjadi 2.500 dinar dari sebelumnya 1.500 dinar.

Selain kenaikan harga, pembatasan Covid-19 seperti lockdown dan jam malam telah membunuh pekerjaan, terutama pekerjaan harian yang diandalkan banyak orang Irak setelah konflik selama beberapa dekade.

Baca Juga: Jepang Akan Lepaskan 1 Juta Ton Air Terkontaminasi ke Laut, Tuai Tentangan dari Negara Tetangga

Organisasi Pangan dan Pertanian PBB mengatakan orang Irak terjebak dalam lingkaran setan.

“Lebih dari 90 persen usaha kecil dan menengah di sektor pangan dan pertanian dilaporkan terkena dampak pandemi yang parah hingga sedang.

"Untuk mengatasi penurunan pendapatan, lebih dari 50 persen membiarkan staf pergi atau mengurangi gaji, ”katanya.

Baca Juga: Tips Mengatur dan Mengontrol Berat Badan dan Diabetes

Sebuah lelucon yang beredar di media sosial Irak berbunyi: “Tahun ini, gaji berada di kelompok kematian dengan Covid-19 dan Idul Fitri (hari raya yang menandai akhir Ramadan). Tidak yakin mereka akan lolos ke babak berikutnya."

Haider, seorang pegawai negeri berusia 32 tahun, mengatakan itu bukan masalah tertawaan.

“Ramadhan membuatku takut. Kami membutuhkan banyak barang untuk rumah dan baju baru untuk anak-anak,” katanya.

Baca Juga: Ramalan Shio, 13 April 2021: Shio Monyet Percayalah pada Intuisi dan Shio Babi Nikmati Kebahagiaan!

Bahkan di saat-saat normal, ia berjuang keras untuk membayar sewa, biaya harian dan biaya listrik dengan gaji bulanan $ 600.

Listrik adalah salah satu beban keuangan terberat, di negara dengan pemadaman listrik 20 jam sehari yang memaksa warga Irak untuk beralih ke generator pribadi yang menggunakan bahan bakar mahal.

Abu Ahmad, seorang kolega berusia 32 tahun, mengatakan dia akan melewatkan tradisi Ramadhan ini.

Baca Juga: Blak-blakan, Amanda Manopo Ungkap Alasan Putus dengan Billy Syahputra: Namanya Juga Hubungan

“Saya tidak akan memberikan makan malam yang besar di tempat saya, agar tidak menyebarkan Covid,” katanya. “Tapi juga, karena aku tidak mampu membelinya.” ***

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Arab News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x