Rela Susuri Gang Sempit, Paus Fransiskus Temui Ulama Terkemuka Syiah di Irak

- 6 Maret 2021, 19:10 WIB
Paus Fransiskus susuri gang sempit demi temui ulama terkemuka Syiah di Irak.*
Paus Fransiskus susuri gang sempit demi temui ulama terkemuka Syiah di Irak.* /REUTERS/Grand Ayatollah Ali al-Sistani office

PR CIREBON - Paus Fransiskus menyusuri gang sempit di kota suci Najaf di Iran untuk mengadakan pertemuan bersejarah dengan seorang ulama terkemuka Syiah di wilayah tersebut.

Selain itu, Paus Fransiskus juga mengunjungi tempat kelahiran Nabi Ibrahim pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Kunjungan Paus Fransiskus tersebut untuk mengutuk kekerasan atas nama Tuhan sebagai "penghujatan terbesar".

Baca Juga: Link Live Streaming Bayern Munchen vs Borussia Dortmund: Der Klassiker Amankan Posisi Bundesliga

Dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Reuters, peristiwa antaragama berturut-turut berjarak sekitar 200 km (125 mil).

Mengangkat tema utama perjalanan Paus Fransiskus yang berisiko ke Irak, bahwa negara itu telah terlalu menderita.

“Dari tempat ini, di mana iman lahir, dari tanah bapak kita Abraham, marilah kita tegaskan bahwa Tuhan itu penyayang dan bahwa penghujatan terbesar adalah mencemarkan nama-Nya dengan membenci saudara-saudari kita,” terang Francis di Ur, tempat Abraham lahir.

Baca Juga: Link Live Streaming Burnley vs Arsenal: Meriam London Punya Tenaga Lebih Lawan The Clarets

Dengan angin gurun meniup jubah putihnya, Paus Fransiskus duduk bersama pemimpin Muslim, Kristen, dan Yazidi.

Berbicara mengenai penggalian arkeologi kota yang berusia 4.000 tahun, yang terdiri dari Ziggurat bergaya piramida, kompleks perumahan, kuil, dan istana.

Beberapa jam sebelumnya di Najaf, Fransiskus bertemu dengan Ayatollah Agung Ali al-Sistani, kunjungan yang merupakan sinyal kuat untuk hidup berdampingan di negara yang dilanda kekerasan.

Baca Juga: Moeldoko Disebut Punya KTA Khusus Partai Demokrat, Dhevy Bijak: Jelas-jelas Pembohongan Publik

Invasi AS tahun 2003 menjerumuskan Irak ke dalam konflik sektarian selama bertahun-tahun.

Keamanan telah meningkat sejak kekalahan ISIS pada tahun 2017, tetapi Irak terus menjadi teater untuk penyelesaian skor global dan regional, terutama persaingan sengit AS-Iran yang telah terjadi di tanah Irak.

Sistani, 90 tahun, adalah salah satu tokoh paling berpengaruh dalam Islam Syiah, baik di Irak maupun di luar negeri.

Baca Juga: Tanggapi Adanya KLB Partai Demokrat, AHY Sampaikan 5 Hal Kebenaran Ini

Baca Juga: Jelaskan Sikap Pemerintah, Mahfud MD Sebut Kasus KLB Partai Demokrat Masih Jadi Masalah Internal Partai

Baca Juga: Kenalkan Bus Listrik sebagai Transportasi Umum, Anies Baswedan: Mendukung Komitmen Jakarta untuk Udara Bersih

Pertemuan mereka adalah yang pertama antara seorang paus dan ulama senior Syiah.

Setelah pertemuan tersebut, Sistani meminta para pemimpin agama dunia untuk memegang kekuatan besar untuk mempertanggungjawabkan dan untuk kebijaksanaan dan akal sehat untuk menang atas perang.

Ia menambahkan, orang Kristen harus hidup seperti semua orang Irak dalam damai dan hidup berdampingan.

Baca Juga: Hobi Berkebun? Tanam Tanaman Bermanfaat dan Bergizi Ini di Rumah

Halaman:

Editor: Asri Sulistyowati

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x