Jalin Kerja Sama, Israel Khawatir Tiongkok dan Iran Akan Berbagi Intelijen

- 31 Maret 2021, 07:00 WIB
Israel khawatir Iran dan Tiongkok akan berbagi intelijen,
Israel khawatir Iran dan Tiongkok akan berbagi intelijen, /WANA/Reuters

PR CIREBON - Mantan Kepala Intelijen Militer Angkatan Darat Israel, Amos Yadlin, menyuarakan keprihatinannya tentang kemungkinan pembagian intelijen antara Tiongkok dan Iran.

Kemungkinan itu dikatakan sebagai akibat dari kesepakatan strategis terbaru yang ditandatangani antara kedua negara.

"Salah satu klausul paling mengkhawatirkan dalam perjanjian antara Iran dan China adalah pembagian intelijen," kata kepala Institut Studi Keamanan Nasional, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari Middle East Monitor pada Selasa, 30 Maret 2021.

Baca Juga: Tersangka Teroris Makassar Baiat di Markas FPI, Gun Romli Usul Tokoh Ormas Terlarang Dijerat UU Antiterorisme

Amos Yadlin mengatakan bahwa meskipun rincian perjanjian belum dipublikasikan, draf kesepakatan sebelumnya yang dilaporkan oleh New York Times tahun lalu menyatakan bahwa kedua negara melakukan pelatihan dan latihan bersama.

Draf lama juga menyatakan bahwa mereka akan bekerja sama dalam penelitian dan pengembangan senjata, serta berbagi intelijen.

"Tiongkok menempatkan dirinya di tempat yang, hingga hari ini, belum pernah terjadi sebelumnya," kata Amos Yadlin.

Baca Juga: Pikiran Rakyat Media Network Gelar UKW, Dorong Profesionalisme dan Kualitas Wartawan

Dia menambahkan, pada tingkat fundamental, Tiongkok menentang nuklir Iran tetapi di lain pihak tidak membantu untuk menghentikannya.

"Iran, juga, membutuhkan dukungan politik yang mana Tiongkok harus menghentikan Amerika Serikat untuk menekannya," lanjutnya.

Pada saat yang sama, dia menekankan, bahwa Tiongkok memahami pemerintahan Presiden Joe Biden bukan seperti pemerintahan Donald Trump.

Baca Juga: 7 Makanan yang Malah Bikin Cepat Lapar, Nasi Putih hingga Olahan Mengandung MSG

"Mereka bisa jauh lebih agresif," sambungnya.

Pada Sabtu, Tiongkok dan Iran menandatangani Kemitraan Strategis Komprehensif.

Perjanjian strategis selama 25 tahun antara kedua negara untuk mengatasi masalah ekonomi di Iran di tengah sanksi AS yang melumpuhkan yang diberlakukan untuk mengekang program nuklir Iran.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: Middle East Monitor


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x