Disorot Media Asing, Warga Pulau Biak Protes Wilayahnya Dijadikan Lokasi Peluncuran SpaceX Elon Musk

- 10 Maret 2021, 15:05 WIB
CEO Tesla Elon Musk.*
CEO Tesla Elon Musk.* / Instagram @elonrmusk /

PR CIREBON - Masyarakat Papua memprotes perihal Pulau Biak ditawarkan sebagai lokasi peluncuran potensial untuk proyek SpaceX Elon Musk.

Mereka menyatakan proyek SpaceX Elon Musk tidak diterima di tanah Papua.

Kehadiran dari proyek SpaceX Elon Musk tersebut juga disebutkan dapat menghancurkan ekosistem pulau dan membuat masyarakat meninggalkan rumah mereka.

Baca Juga: Ditanya Maia Estianty Alasan Selalu Bayari Pacar Berondongnya, Barbie Kumalasari: Biasa, Orang Kaya Foya-foya

Elon Musk ditawari penggunaan sebagian dari Pulau Biak di Papua oleh Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) pada bulan Desember.

Seorang perwakilan pemerintah Indonesia mengatakan, bahwa pelabuhan antariksa yang direncanakan sedang dikembangkan dengan berkonsultasi dengan pemerintah Papua dan masyarakat lokal.

Dipaparkan bahwa, pengembangan Pulau Biak sebagai "Pulau Luar Angkasa" akan membawa dampak ekonomi yang positif bagi penduduk pulau.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Tanyakan Soal Aldi Taher, Coki Pardede: Sebagai Komedian, Saya Apresiasi Anda Jenius

Namun masyarakat Papua di Pulau Biak sangat menentang rencana tersebut, mereka memberikan alasan landasan yang diperlukan untuk peluncuran pesawat luar angkasa akan mendorong adanya deforestasi.

Selain itu juga meningkatkan kehadiran militer Indonesia di tanah mereka, dan mengancam masa depan pulau itu.

Seorang kepala suku di Pulau Biak, Manfun Sroyer, mengatakan dia khawatir orang Papua akan terusir dari rumah mereka.

Baca Juga: Mantan Atlet Voli Putri Aprilia Manganang Disebut Alami Kelainan Hipospadias, Apa Itu?

“Pelabuhan antariksa ini akan merugikan tempat perburuan tradisional kami, merusak alam tempat hidup kami bergantung. Tapi, jika kami protes, kami akan segera ditangkap," ujarnya.

Badan antariksa Rusia, Roscosmos, juga bertujuan untuk mengembangkan situs peluncuran roket besar di pulau Biak pada tahun 2024.

"Pada 2002, Rusia menginginkan tanah kami untuk peluncuran satelit. Kami memprotes dan banyak yang ditangkap dan diinterogasi," ujar Manfun Sroyer.

Baca Juga: Sempat Merasa Canggung, Putri Delina Ungkap Usaha dan Kebaikan Nathalie Holcher pada Anak-anak Sambungnya

Dia menambahkan, kini rencana itu dicanangkan kembali, akhirnya gangguan dan intimidasi akan berlangsung lagi.

Pulau Biak yang merupakan bagian dari provinsi Papua, telah lama mengkampanyekan pemisahan wilayah dari Indonesia, yang sudah berlangsung selama beberapa dekade.

Pantai timur Biak menghadap samudra Pasifik, dan lokasinya, satu derajat di bawah ekuator, ideal untuk meluncurkan satelit orbit rendah untuk komunikasi, dengan lebih sedikit bahan bakar yang dibutuhkan untuk mencapai orbit.

Baca Juga: Paman Nadya Arifta Akui Keluarganya Keturunan 'Sultan', Langsung Ditagih Utang Toko Material Sebesar Rp4 Juta

Kedekatannya dengan cagar alam juga menjadikannya kandidat utama untuk situs peluncuran. Elon Musk berencana meluncurkan 12.000 satelit pada tahun 2026 untuk menyediakan internet berkecepatan tinggi yang murah melalui layanan internet Starlink.

Roket uji SpaceX meledak di landasan pendaratan bulan ini setelah mendarat, yang mana merupakan kegagalan ketiga mereka secara berturut-turut.

Sumber daya alam Papua Barat yang melimpah meliputi tembaga dan nikel, dua logam terpenting untuk roket serta baterai jarak jauh yang digunakan dalam kendaraan listrik Tesla, membuatnya dilirik beberapa perusahaan.

Baca Juga: NASA Sediakan Kursi di Pesawat Ruang Angkasa AS dalam Penerbangan Astronot Soyuz MS-18

Jokowi juga bertujuan untuk memikat Tesla ke Indonesia, mempromosikan deposit nikelnya, untuk menjadikannya produsen EV terbesar kedua di Asia Tenggara.

Jika berhasil, operasi Tesla dan SpaceX selanjutnya dapat mempercepat ekstraksi sumber daya di Papua dan Papua Barat.

Elon Musk menyatakan kepada pejabat Indonesia pada Juli, bahwa Tesla akan menawarkan kontrak raksasa untuk jangka waktu yang lama.

Baca Juga: Tingkatkan Kualitas Jurnalisme, PRMN Lahirkan Penguji UKW Lewat Training of Trainers

"Jika Anda menambang nikel secara efisien dan dengan cara yang sensitif terhadap lingkungan," ujarnya, dilansir Cirebon.Pikiran-Rakyat.com dari The Guardian pada Rabu, 10 Maret 2021.

Namun orang Papua dan pakar lingkungan khawatir situs peluncuran akan semakin merusak ekosistem pulau yang rapuh.

“Itu adalah pulau kecil,” Benny Wenda, pemimpin diasingkan dari Gerakan Pembebasan Bersatu untuk Papua Barat (ULMWP).

Baca Juga: Ramalan Zodiak Hari Ini, Rabu, 10 Maret 2021: Pengeluaran Aquarius Membengkak!

“Itu sudah merusak ekosistem dan mengancam kelangsungan hidup masyarakat Biak. Mereka hanya ingin hidup sederhana, tanpa kehancuran yang datang ke pulau itu," ujarnya.***

Editor: Tita Salsabila

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah