Hasil studi untuk Clalit Research Institute mirip dengan uji klinis tahun lalu yang menemukan dua dosis ditemukan 95 persen efektif.
“Kami terkejut karena kami berharap bahwa dalam pengaturan nyata, Anda tidak akan mendapatkan hasil sebaik yang Anda dapatkan dalam uji klinis terkontrol,” kata penulis studi tersebut, Ran Balicer yang dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Reuters.
Baca Juga: Polri Terapkan Virtual Police dengan Beri Peringatan 12 Akun Medsos, Begini Sistemnya
“Tapi kami berhasil dan vaksinnya bekerja dengan baik di dunia nyata,” sambungnya.
“Kami telah menunjukkan vaksin itu efektif dalam sub-kelompok yang sangat berbeda, pada muda dan tua pada mereka yang tidak memiliki penyakit penyerta dan pada mereka dengan sedikit penyakit penyerta,” tambahnya lagi.
Studi tersebut juga menunjukkan vaksin itu efektif melawan varian virus Corona yang pertama kali diidentifikasi di Inggris.
Baca Juga: Buah Anggur Ternyata Berkhasiat untuk Membuat Kulit Cantik dan Bercahaya, Ini Penjelasannya
Para peneliti mengatakan mereka tidak dapat memberikan tingkat kemanjuran tertentu, tetapi varian tersebut adalah versi dominan virus di Israel pada saat penelitian.
Penelitian tidak menjelaskan bagaimana suntikan Pfizer akan melawan varian lain, yang sekarang dominan di Afrika Selatan, yang telah terbukti mengurangi kemanjuran vaksin lain.
Studi tersebut meneliti sekitar 600.000 orang yang divaksinasi terhadap kelompok kontrol berukuran sama dari orang yang tidak divaksinasi.