Pemerintah dan tentara tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar.
Tak lama setelah tengah malam, penduduk di Myanmar melaporkan pemadaman Internet.
Keempat jaringan telekomunikasi tidak dapat diakses sekitar pukul 1 pagi pada hari Senin, 15 Februari 2021.
Pada hari-hari awal setelah kudeta, internet terputus di seluruh negeri.
Kedutaan besar Barat, dari Uni Eropa, Inggris, Kanada dan 11 negara lain, mengeluarkan pernyataan yang menyerukan pasukan keamanan untuk menahan diri dari kekerasan terhadap demonstran dan warga sipil, yang memprotes penggulingan pemerintah.
Kedutaan Besar AS di Myanmar sebelumnya mendesak warga Amerika untuk berlindung di tempat mereka masing-masing. Mereka juga memperingatkan ada kemungkinan gangguan telekomunikasi semalam antara jam 1 pagi dan 9 pagi.
"Penghentian internet di Myanmar sekarang berlaku lagi di semua operator besar, dilaporkan sampai pukul 09.00," kata Alex Warofka, manajer kebijakan untuk hak asasi manusia dan kebebasan berekspresi di Facebook, dalam sebuah posting di Twitter setelah internet mati.
"Semoga semua orang tetap aman malam ini di tengah laporan kegiatan militer yang sangat mengkhawatirkan,” katanya.***