Pemimpin Tertinggi ISIS Dilaporkan Tewas dalam Serangan Udara Pasukan Gabungan Irak dan AS

- 30 Januari 2021, 19:03 WIB
ILUSTRASI - Serangan udara Amerika Serikat (AS) dalam misi gabungan dengan pasukan Irak dilaporkan telah menewaskan pemimpin tertinggi kelompok ISIS di Irak.*
ILUSTRASI - Serangan udara Amerika Serikat (AS) dalam misi gabungan dengan pasukan Irak dilaporkan telah menewaskan pemimpin tertinggi kelompok ISIS di Irak.* //Pixabay/cocoparisienne

PR CIREBON – Serangan udara Amerika Serikat (AS) dalam misi gabungan dengan pasukan Irak, dilaporkan telah menewaskan pemimpin tertinggi kelompok ISIS di Irak.

Serangan itu bertujuan untuk membendung kebangkitan kelompok ISIS dan menuntut pembalasan atas bom bunuh diri ganda yang mematikan di Baghdad pekan lalu.

Menurut pejabat koalisi militer pimpinan AS dan Irak pada Jumat, 29 Januari 2021, komandan kelompok ISIS, Jabbar Salman Ali Farhan al-Issawi atau Abu Yasser, tewas di dekat kota Kirkuk di Irak utara pada Rabu, 27 Januari 2021.

Baca Juga: Emmanuel Macron Sebut Vaksin AstraZeneca Dimungkinkan Tidak Efektif untuk Lansia

Kelompok ISIS tidak lagi menguasai wilayah di Irak tetapi terus melakukan serangan mematikan.

Seorang juru bicara koalisi, Kolonel Wayne Marotto, menyebut kematian al-Issawi merupakan pukulan signifikan bagi upaya kelompok ISIS untuk berkumpul kembali.

Al-Issawi mengoordinasikan operasi kelompok itu di Irak.

Baca Juga: Menamai Dirinya Boneka Modifikasi, Wanita ini Habiskan Rp 62 Juta untuk Merubah Tampilan

Marotto mengatakan, Al-Issawi bertanggung jawab untuk mengembangkan dan menyampaikan panduan kepada pejuang ISIS dan membantu memperluas kehadiran ISIS di Irak.

Dia mengatakan bahwa sembilan pejuang ISIS lainnya tewas dalam operasi itu.

“Pasukan kontra-terorisme Irak memimpin operasi tersebut dengan dukungan udara koalisi, intelijen dan pengawasan,” jelas Marotto, dikutip PikiranRakyat-Cirebon.com dari Straits Times.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Amplop Merah saat Imlek, Berikut Cara Memberi dan Menerimanya

Para pejabat Irak mengatakan bahwa serangan di tempat persembunyian bawah tanah itu membalas kematian 32 warga Irak yang tewas dalam serangan ISIS di Baghdad pekan lalu.

Lebih dari 100 lainnya terluka dalam serangan itu, yang paling mematikan di Baghdad dalam empat tahun.

ISIS mengaku bertanggung jawab atas pemboman tersebut, dengan mengatakan bahwa mereka menargetkan Muslim Syiah dan pasukan keamanan Irak.

Baca Juga: Soal Cuitan Permadi Arya, Ferdinand: Saya Tidak Yakin Dia Punya Niat Rasisme ke Natalius Pigai

"Saya berjanji untuk mengejar teroris Daesh, kami memberi mereka balasan yang keras," kata Perdana Menteri Irak, Mustafa al-Kadhimi.

Selain serangan udara, operasi tersebut termasuk penggerebekan di penginapan kelompok ISIS oleh pasukan kontra-terorisme Irak.

Al-Issawi yang berasal dari kota Fallujah di Irak, menyeberang kembali ke Irak enam bulan lalu melalui perbatasan dengan sektor yang dikuasai Kurdi di Suriah timur.

Baca Juga: Setujui Larangan untuk Mantan Anggota HTI dan FPI Jadi ASN, Ferdinand Hutahaean: Keputusan Tepat!

Para pejabat Irak menggambarkan al-Issawi sebagai ‘wakil khalifah’, atau orang kedua yang memimpin pemimpin kelompok ISIS.

Meskipun komandan operasional seperti al-Issawi tidak mendapatkan perhatian sebanyak para pemimpin teroris seperti Baghdadi atau al-Qurayshi, pejabat kontra-terorisme mengatakan mereka memainkan peran penting.

"Militan seperti Baghdadi mendapatkan perhatian terbesar, tetapi agen seperti al-Issawi melakukan pekerjaan kotor untuk kelompok seperti ISIS, dan berfungsi sebagai penghubung antara eselon atas dan bawah organisasi," jelas Colin P. Clarke, seorang analis kontraterorisme di Soufan Group, sebuah perusahaan konsultan keamanan yang berbasis di New York.***

 

Editor: Tyas Siti Gantina

Sumber: Strait Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x